Ilustrasi pemungutan suara Pemilu 2024. (IDN Times/Muhammad Nasir)
Politikus PKS ini pun mengungkapkan, hari pemungutan suara yang dipilih setiap daerah tentu wajib mempertimbangkan karakteristik masyarakat setempat.
Misalnya, seperti warga di Bekasi yang kebanyakan pekerja pabrik. Pemungutan suara yang digelar hari Rabu seperti yang berlaku pemilu sebelumnya dianggap tidak efektif. Karena banyak pabrik yang mengalami kerugian harus mengorbankan satu hari waktu kerjanya untuk libur.
Sementara, aturan berbeda juga bisa diterapkan seperti di wilayah Sulawesi Utara yang mayoritas warganya nasrani. Jika pemungutan suara di hari Minggu, tidak efektif karena terbentur dengan jadwal ibadah ke gereja.
"Misal kayak Bekasi kabupaten, itu kan the biggest industrial park di Indonesia. Pokoknya Rabu, ya protes lah mereka. Satu hari mereka shutdown, cost-nya tinggi sekali. Padahal mereka terikat kontrak dengan banyak pihak. Mereka enggak mau. Mereka Sabtu, Minggu, enggak masalah," ucapnya.