Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Dampak Psikologis Pemilihan Umum pada Masyarakat

ilustrasi pemilihan umum (pexels.com/Edmond Dantès)
ilustrasi pemilihan umum (pexels.com/Edmond Dantès)
Intinya sih...
  • Selama musim pemilihan umum, bombardir berita politik dan pembaruan media sosial yang terus-menerus dapat berdampak signifikan pada kesehatan mental.
  • Dampak psikologis dari interaksi negatif di media sosial terkait pemilihan umum mencakup peningkatan kecemasan, perasaan terisolasi, dan bahkan depresi.
  • Percakapan politik dengan keluarga, pasangan, dan teman dapat memperburuk stres selama masa pemilu.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Tahun 2024, rakyat Indonesia akan menjalani pemilihan umum serentak. Event besar ini memengaruhi masyarakat dalam banyak aspek, termasuk psikologis.

Selama musim pemilihan umum, bombardir berita politik dan pembaruan media sosial yang terus-menerus dapat berdampak signifikan pada kesehatan mental. Saat kamu berusaha untuk tetap mendapat informasi, siklus informasi yang tiada henti sering kali menyebabkan peningkatan stres dan kecemasan.

Media sosial juga dapat menjadi sumber konflik dan ketegangan emosional. Ruang diskusi juga dapat memperkuat dampak ini, menciptakan kecemasan dan keresahan. Yuk, ketahui apa saja dampak psikologis pemilihan umum pada masyarakat dan apa yang bisa kamu lakukan.

1. Peran media sosial

Platform media sosial menawarkan pembaruan instan dan forum untuk opini publik, menjadikannya sangat penting selama masa-masa pemilihan. Namun, aliran informasi yang terus-menerus ini juga dapat memperparah stres dan kecemasan.

Selama tahun-tahun pemilihan, individu cenderung membuat lebih banyak postingan tentang politik dan terlibat dalam perdebatan sengit. Dampak psikologis dari interaksi negatif ini mencakup peningkatan kecemasan, perasaan terisolasi, dan bahkan depresi. Hal ini, ditambah dengan doomscrolling dan aliran berita yang terus-menerus, sangat merugikan kesehatan mental.

2. Konsumsi berita dan dampak psikologisnya

ilustrasi membaca berita (pexels.com/Jane Trang Doan)
ilustrasi membaca berita (pexels.com/Jane Trang Doan)

Berita politik selama 24 jam telah menjadi hal umum pada tahun-tahun pemilu. Meskipun edukasi tentang pemilu itu penting, tetapi arus informasi yang terus menerus dapat menyebabkan peningkatan stres dan kecemasan.

Pendapat dan asumsi para pembawa acara juga dapat mengaburkan batasan antara pelaporan objektif dan subjektif, yang sering kali meningkatkan respons emosional pemirsa.

Doomscrolling, konsumsi berita negatif secara kompulsif, telah menjadi perilaku umum selama tahun-tahun pemilu, yang dapat memperburuk kecemasan dan depresi karena individu terus-menerus mencari dan mengonsumsi informasi yang menyedihkan. 

3. Faktor-faktor lain yang berkontribusi

Percakapan politik dengan keluarga, pasangan, dan teman dapat memperburuk stres selama masa pemilu. Pendapat yang berbeda sering kali menyebabkan perdebatan sengit dan ketegangan hubungan. Stres juga dapat terwujud secara fisik, dengan gejala seperti sakit kepala, kelelahan, dan insomnia. 

Selain itu, fokus yang konstan pada berita pemilu dapat memengaruhi pekerjaan dan produktivitas. Kamu mungkin kesulitan berkonsentrasi pada pekerjaan atau akademik, yang menyebabkan penurunan efisiensi dan peningkatan stres.

Menyeimbangkan keterlibatan politik dengan tanggung jawab sehari-hari sangatlah penting. Dengan mengelola stres dan mempertahankan perspektif, kamu dapat menavigasi tahun pemilu dengan lebih efektif.

4. Pemungutan suara dan keterlibatan warga negara dapat memberikan manfaat

ilustrasi pemungutan suara (pexels.com/Element5 Digital)
ilustrasi pemungutan suara (pexels.com/Element5 Digital)

Tidak semua hal tentang politik itu suram dan mengerikan. Terlibat dalam pemungutan suara dengan cara yang sehat dapat meningkatkan kesehatan mental. Pemungutan suara dan bentuk-bentuk keterlibatan sipil lainnya, terutama yang dimulai pada masa dewasa muda, berkorelasi positif dengan kesehatan mental.

Pemungutan suara juga dapat meningkatkan rasa keterhubungan dengan nilai-nilai dan komunitasmu. Berpartisipasi dalam pemilihan umum juga memungkinkan kamu untuk memilih dengan nilai-nilai kamu, yang merupakan pengalaman yang memberdayakan.

5. Kiat untuk berpartisipasi dalam pemilu dengan cara yang sehat

Untuk menjaga kesehatan mental selama musim pemilu, berikut adalah beberapa hal yang perlu kamu terapkan:

  • Hindari informasi tentang pemilu untuk sementara waktu. Kamu hidup di era siklus berita 24 jam, utamanya selama musim pemilu. Kamu mendapatkan lebih banyak informasi daripada yang kamu perlukan. Jadi, jangan takut untuk menjauhi berita-berita pemilu untuk sementara waktu demi melindungi kesehatan mentalmu.
  • Hindari berkutat pada hal-hal yang tidak dapat kamu kendalikan. Mencoba mengendalikan hal-hal yang tidak dapat dikendalikan dapat menyebabkan kecemasan. Selama musim pemilu, cobalah untuk menghindari apa yang tidak dapat kamu kendalikan.
  • Terlibat secara sosial dan sipil. Jika memungkinkan, terlibat dalam komunitas pada tingkat sipil dapat membantumu merasa terhubung selama musim pemilu ini. Pastikan untuk menghormati batasanmu dan cari dukungan saat kamu membutuhkannya.

Tahun-tahun pemilu pasti membawa stres dan kecemasan yang lebih tinggi. Mengenali dampak psikologis dari pemilu adalah langkah pertama untuk mengelola stres terkait pemilu.

Referensi

Mindpath Health. Diakses pada September 2024. Surviving Super Tuesday: How Election Season Can Affect Mental Health and What To Do About It.
Psychology Today. Diakses pada September 2024. The Psychological Impact of an Election Year.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
Eka Amira Yasien
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us

Latest in Health

See More

Berapa Lama Manusia Bisa Bertahan Tanpa Tidur?

28 Okt 2025, 22:40 WIBHealth