Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pada Kamis (15/5/2025), Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Basri Baco mendampingi Gubernur Pramono berkunjung ke permukiman di Kampung Menteng Tenggulun, RW 01 Kelurahan Menteng, Jakarta Pusat. (Dok. DPRD DKI)

Jakarta, IDN Times — Istilah 'kampung' di Jakarta merujuk pada permukiman tradisional yang berkembang secara organik, seringkali sebelum era modernisasi kota. 

Kampung-kampung di Jakarta ada sejak masa kolonial Belanda, bahkan sejak masa Kesultanan Banten dan Jayakarta sebelum tahun 1619.

Setelah VOC menguasai Jayakarta dan mengganti namanya menjadi Batavia, banyak kampung dibentuk berdasarkan etnis, pekerjaan, atau peran strategis dalam kota. 

Beberapa kampung dibentuk karena sistem segregasi rasial dan sosial pada zaman kolonial.

Sedangkan transformasi kampung di era modern dimulai pada abad ke-20 hingga sekarang. Kampung-kampung di Jakarta menghadapi tekanan dari urbanisasi, pembangunan properti, dan penggusuran.

Banyak yang bertransformasi menjadi permukiman padat, tetapi tetap mempertahankan identitas sosial dan budaya.

Di era kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung, kampung padat penduduk pun menjadi sasaran pembenahan. Tujuannya agar tercipta permukiman penduduk yang layak dan nyaman.

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Basri Baco mengapresiasi komitmen Gubernur Pramono Anung dalam membenahi kawasan padat penduduk.

Bahkan pada Kamis (15/5/2025), Basri Baco mendampingi Gubernur Pramono berkunjung ke permukiman di Kampung Menteng Tenggulun, RW 01 Kelurahan Menteng, Jakarta Pusat.

1. Lihat situasi dan kondisi

Potret Monumen Nasional atau Monas di Jakarta Pusat (unsplash.com/affanfadhlan)

Kunjungan tersebut untuk melihat langsung situasi dan kondisi permukiman yang masuk dalam agenda peningkatan kualitas.

"Atas nama warga, kami ucapkan terima kasih atas perhatian dan program yang menyentuh langsung wilayah padat seperti ini," ujar Basri Baco.

2. Jadi prioritas peningkatan kualitas

Editorial Team

Tonton lebih seru di