Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) dan Musyawarah Dewan Partai (MDP) Partai Bulan Bintang (PBB) di Kelapa Gading, Jakarta Utara (youtube.com/Partai Bulan Bintang)
Melihat adanya dorongan Puan-Yusril, Pengamat Politik dan Direktur Eksekutif Rumah Politik Indonesia, Fernando Emas mengatakan, PDI Perjuangan (PDIP) memang membutuhkan partai politik yang berbasiskan islam untuk berkoalisi. Langkah politik itu dinilai supaya memperbesar peluang memenangkan Pilpres 2024 yang akan datang.
Melihat kebutuhan partai berlambang kepala banteng itu, PBB mencoba membangun koalisi dengan menyodorkan Yusril sebagai pendamping Puan. Mengingat nama Puan digadang-gadang jadi salah satu yang dipertimbangkan untuk maju dalam Pilpres 2024 mendatang.
"Sepertinya Yusril Ihza Mahendra ingin memanfaatkan kegalauan Megawati yang sedang mempertimbangkan apakah akan mengusung Puan atau Ganjar Pranowo sebagai Capres 2024," tutur dia saat dihubungi IDN Times.
Di sisi lain, keinginan kuat Puan untuk menjadi capres didorong oleh PBB dengan memberikan harapan kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. PBB yakin duet Puan dan Yusril akan memenangkan Pilpres 2024 karena Yusril merupakan representasi tokoh luar Pulau Jawa dan juga representasi tokoh Islam.
"Harapannya komposisi nasionalis - religius seperti Joko Widodo dan Ma'ruf Amin akan bisa memenangkan pilpres 2024," ucap Fernando.
Fernando menilai, Yusril tampak terlalu berharap untuk bisa dipasangkan dengan kader PDIP sebagai cawapres sedangkan partai yang dia pimpin tidak memiliki keterwakilan di DPR RI karena perolehan suara tidak mencapai ambang batas parlemen.
Meski begitu, Megawati akan membuka diri membangun komunikasi dengan semua tokoh dan partai politik termasuk PBB, namun sangat kecil kemungkinan akan menghasilkan kesepakatan untuk menduetkan Puan dengan Yusril sebagai capres dan cawapres.
Fernando mengatakan, Megawati memiliki perhitungan politik yang sangat matang dan tetap mempertimbangkan elektabilitas pasangan capres dan cawapres yang akan diusung walaupun elektabilitas berdasarkan survei hanya salah satu indikator dipakai untuk mengambil keputusan.
"Kalau tetap dipaksakan memasangkan Puan dengan Yusril, peluangnya akan sangat kecil untuk memenangkan pilpres 2024," imbuh dia.