Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pernikahan (IDN Times/Mardya Shakti)

Malang, IDN Times - Selama tujuh bulan terakhir di tahun 2021, angka perceraian di Kota Malang meningkat. Tercatat ada 1.393 kasus perceraian yang diajukan ke Pengadilan Agama Kota Malang. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan pada tahun sebelumnya untuk periode waktu yang sama. 

1. Meningkat hingga 212 kasus

Ilustrasi Pernikahan (IDN Times/Mardya Shakti)

Panitera Pengadilan Kota Malang, Chafidz Syaifuddin menjelaskan bahwa ada penambahan sekitar 212 kasus dari tahun 2020 lalu. Tahun lalu dengan periode waktu yang sama tercatat ada 1.179 kasus perceraian yang diurus di Pengadilan Agama Kota Malang. Ada banyak faktor yang menjadi penyebab perceraian tersebut. Mulai dari faktor ekonomi, ketahuan judi, mabuk, dan lain-lain.

"Ada kemungkinan juga peningkatan kasus ini karena tercampur dengan kasus tahun sebelumnya," katanya, Selasa (24/8/2021). 

2. Ada juga cerai karena KDRT dan poligami

Ilustrasi Pernikahan (IDN Times/Arief Rahmat)

Dalam situasi pandemik seperti saat ini, faktor ekonomi ditengarai menjadi salah satu penyebab utama perceraian. Namun, selain itu, faktor lain seperti poligami hingga kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) juga menjadi salah satu faktor meningkatnya kasus perceraian.

"Paling mendominasi memang pertengkaran karena faktor ekonomi dan pertengkaran terus menerus. Dua faktor ini cukup banyak mendominasi," tambahnya.

3. Tak da yang saling mengalah

Ilustrasi Pernikahan (IDN Times/Arief Rahmat)

Dari total 1.393 kasus perceraian, 926 di antaranya disebabkan pertengkaran terus menerus. Baik pihak suami maupun istri sama-sama tidak bisa mengalah ketika muncul permasalah dalam rumah tangga. Kemudian disusul perceraian karena faktor ekonomi sebanyak 242 kasus. Lalu ada perceraian yang disebabkan oleh salah satu pihak pergi meninggalkan pasangannya sebanyak 191 kasus. "Untuk perceraian karena KDRT ini berada di nomor empat tertinggi. Selama tujuh bulan terakhir sudah ada 15 kasus KDRT yang berujung pada perceraian," sambungnya. 

4. KDRT masih kerap muncul di masyarakat

IDN Times/ Alfi Ramadana

Selama ini, Chafidz menyebut bahwa KDRT masih rentan terjadi di masyarakat. Untuk itu dirinya berharap masyarakat lebih bisa lagi menahan diri. Pasalnya kehidupan berumah tangga memang berliku dan terkadang mengalami situasi naik turun. Perlu adanya kelapangan hati dan saling memahami dengan pasangan untuk menghindari terjadinya KDRT.

"Meski bukan yang paling tinggi tetapi KDRT memang masih kerap terjadi. KDRT juga masih menjadi salah sati pemicu dari perceraian," katanya. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team