Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
default-image.png
Default Image IDN

Jakarta, IDN Times - Eks Kepala Badan Intelejen Nasional (BIN) Sutiyoso heran mengapa Mabes Polri bisa bobol oleh teroris amatiran. Menurutnya, baik teroris di Mabes Polri maupun di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, sama-sama masih amatir.

Sutiyoso menilai mereka amatir karena menurutnya serangan teroris profesional itu mendadak dengan sistem yang bagus dan berdampak besar seperti di Bali dan Kedutaan Besar Australia.

"Kan keduanya gak begitu. Di Makassar satpamnya sempat ngomong sama pelaku, di Mabes Polri amatiran dan konyol jalan-jalan, sana-sini, pakaiannya gak penyamaran. Kalau profesional dia masuknya pasti nyamar pakai baju Polri misalnya," ujar Sutiyoso saat dihubungi IDN Times, Kamis (1/4/2021).

"Ini yang perlu dievaluasi. Bagaimana seorang yang mudah dikenali berhasil masuk penjagaan yang harusnya ketat?" tambahnya.

1. Sutiyoso nilai pelaku terbius narasi teroris dalam ceramah dan media sosial

(IDN Times/Gregorius Aryodamar P)

Selain amatiran, mantan Gubernur DKI Jakarta dua periode ini menilai teroris di Makassar dan Mabes Polri juga sama-sama seolah ingin cepat mati saja. Menurutnya, para pelaku itu terobsesi dengan narasi yang diciptakan bahwa kalau mati menyerang yang tak sepaham langsung masuk ke surga.

"Mereka terbius narasi teroris yang umumnya melalui ceramah dan media sosial," ucap Sutiyoso.

2. Pemerintah harus lakukan brainwash dan indoktrinasi

(Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Dengan serangkaian aksis teror yang terjadi di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir, Sutiyoso menilai pemerintah harus segera menggencarkan cuci otak dan indoktrinasi bagi masyarakat. Sebab, teroris dinilai aktif mendoktrinasi lewat ceramah dan media sosial.

"Sementara, kita ini pasif menindoktrinasi masyakarat. Mereka itu kalau sekali ceramah langsung tersebar ke banyak orang. Inilah calon teroris yang akan datang," ujarnya.

3. UU Teorisme Indonesia dinilai lemah, DPR diminta revisi

Dok.IDN Times

Selain itu, mantan Pangdam Jaya ini menilai DPR harus segera merevisi undang-undang terorisme. Menurutnya, UU terorisme di Indonesia saat ini menjadi salah satu yang terlemah di dunia.

"Contohnya Malaysia, orang Malaysia yang sempat ikut ISIS dan kembali langsung dipenjara, setelah keluar mereka diikatkan gelang di kaki untuk dimonitor aparat. Sementara kita yang pulang aman saja ke masyarakat, karena undang-undang menyebut mereka melakukan aksi teror di luar negeri," kata Sutiyoso.

Editorial Team

EditorAryodamar