Kepala BNPT: Polisi Jadi Target Serangan Teroris Sejak 2010

Jakarta, IDN Times - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar mengungkapkan polisi menjadi salah satu target utama serangan teroris sejak 2010.
"Propaganda yang mereka lakukan musuh nomor satu atau katakanlah yang mereka klasifikasikan sebagai istilah thogut itu adalah aparat negara," katanya seperti dikutip dari acara Mata Najwa, Rabu (31/3/2021).
1. Pelaku adalah korban proganda

Boy merasa prihatin dengan aksi teror yang terjadi di Mabes Polri pada Rabu (31/3/2021). Aksi teror tersebut dilakukan seorang perempuan sebelum akhirnya dilumpuhkan.
"Ini bagian dari korban propaganda paham dari kelompok yang memang menginginkan mati syahid, seolah-olah berjihad berharap mati syahid, karena memahami makna mati syahid ini akhirnya dia menempuh jalan seperti ini," katanya.
2. Pelaku menulis surat wasiat

Boy mengatakan pelaku terduga teroris juga menuliskan surat wasiat pada keluarga.
"Dapat informasi juga bahwa juga ada surat wasiat dari yang bersangkutan jadi ini meninggalkan surat tetapi nanti tentu lengkapnya dari pihak kepolisian," ujar Boy.
Boy mengatakan isi surat wasiat pelaku di Mabes Polri serupa dengan surat wasiat yang ditinggalkan pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar.
"Rasanya mirip ya, mengingatkan pada orang tua kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala kemudian seperti petuah-petuah kepada orang tuanya jadi mirip seperti yang dibuat oleh di Makassar," imbuhnya.
3. Polisi tembak mati pelaku

Diketahui polisi menembak mati pelaku terduga teroris saat terjadi baku tembak di Mabes Polri. Pelaku sempat menyerang petugas yang bersiaga di depan Gedung Bareskrim Polri, Rabu (31/3/2021)
Dalam rekaman video yang beredar, pelaku terduga teroris mengenakan pakaian gamis hitam ala perempuan serta berjilbab biru serta gunakan cadar hitam.
Pelaku sempat menyerang petugas yang bersiaga di depan Gedung Bareskrim Polri hingga baku tembak tak terelakkan sampai pelaku jatuh tersungkur.