Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Politisi PDI Perjuangan, Budiman Sudjatmiko ketika resmi memberikan dukungan bagi Prabowo Subianto di Semarang pada 18 Agustus 2023. (Dokumentasi relawan Prabu)

Jakarta, IDN Times - Eks Sekretaris Jenderal Partai Rakyat Demokratik (PRD), Petrus Hariyanto, mengecam aksi Budiman Sudjatmiko yang mendeklarasikan pembentukan organisasi relawan Prabowo-Budiman Bersatu (Prabu). Hal itu semakin menegaskan dukungan politisi PDI Perjuangan (PDIP) tersebut kepada Prabowo Subianto pada Pilpres 2024.

Padahal, Budiman dulu termasuk salah satu aktivis 1998 yang menjadi korban represi rezim Orde Baru. Ia pernah divonis 13 tahun penjara karena dianggap menjadi dalang penyerbuan markas PDI di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat. 

Petrus mengatakan ia merupakan teman satu sel Budiman ketika dibui di Lapas Cipinang dulu. Sehingga, kata dia, tahu betul apa yang dialami aktivis 1998 saat dibui. Menurutnya, dukungan Budiman justru semakin meneguhkan politik impunitas terhadap bakal capres yang memiliki rekam jejak pelanggaran HAM masa lalu. 

"Deklarasi tersebut bukan saja menunjukkan Budiman telah mengkhianati kawan-kawan seperjuangannya. Tapi juga mengkhianati keluarga korban penculikan. Terlebih lagi, ia telah mengkhianati demokrasi dan nilai-nilai kemanusiaan," ungkap Petrus dalam keterangan tertulis yang dikutip, Senin (21/8/2023). 

Ia pun menolak retorika yang disampaikan Budiman adalah tugas sejarah. Menurutnya, pernyataan Budiman bahwa Ketua Umum Partai Gerindra itu adalah pemimpin strategis, hanya sekadar legitimasi untuk bisa berangkulan dengan eks kaki tangan Orde Baru itu.

"Itu bukti pragmatisme Budiman supaya bisa mendapatkan sesuatu dari Prabowo ketika ia berkuasa nanti. Padahal, belum tentu juga Prabowo menang pemilu," tutur dia. 

1. Budiman dituding tengah menunjukkan politik oportunis

Politisi PDI Perjuangan, Budiman Sudjatmiko ketika resmi memberikan dukungan bagi Prabowo Subianto di Semarang pada 18 Agustus 2023. (Dokumentasi relawan Prabu)

Lebih lanjut, Petrus menilai apa yang sedang dipertontonkan Budiman tidak lebih dari sekadar politik oportunis. Ia menilai karier politik Budiman di PDIP mandeg, makanya mantan aktivis 1998 itu sedang ancang-ancang pindah ke Partai Gerindra. 

"Jadi, sedang ditimbang mana yang lebih menguntungkan? Tetap berada di PDIP tetapi karier politiknya mandek, atau berpindah ke Prabowo yang digadang-gadang bakal memenangi Pilpres?" tanyanya. 

Sayangnya, kata Petrus, Budiman justru memilih loncat ke perahu yang dibuat mantan Pangkostrad dan pernah dipecat Presiden BJ Habibie itu. Meski risikonya, kata dia, ia telah mencederai idealismenya sendiri sebagai mantan aktivis. 

"Bahkan, dia telah mencoreng nama baik aktivis '98 secara keseluruhan," tutur dia. 

2. Prabowo tak pernah alami perubahan watak

Editorial Team

Tonton lebih seru di