Jakarta, IDN Times - Eks Sekretaris Jenderal Partai Rakyat Demokratik (PRD), Petrus Hariyanto, mengecam aksi Budiman Sudjatmiko yang mendeklarasikan pembentukan organisasi relawan Prabowo-Budiman Bersatu (Prabu). Hal itu semakin menegaskan dukungan politisi PDI Perjuangan (PDIP) tersebut kepada Prabowo Subianto pada Pilpres 2024.
Padahal, Budiman dulu termasuk salah satu aktivis 1998 yang menjadi korban represi rezim Orde Baru. Ia pernah divonis 13 tahun penjara karena dianggap menjadi dalang penyerbuan markas PDI di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat.
Petrus mengatakan ia merupakan teman satu sel Budiman ketika dibui di Lapas Cipinang dulu. Sehingga, kata dia, tahu betul apa yang dialami aktivis 1998 saat dibui. Menurutnya, dukungan Budiman justru semakin meneguhkan politik impunitas terhadap bakal capres yang memiliki rekam jejak pelanggaran HAM masa lalu.
"Deklarasi tersebut bukan saja menunjukkan Budiman telah mengkhianati kawan-kawan seperjuangannya. Tapi juga mengkhianati keluarga korban penculikan. Terlebih lagi, ia telah mengkhianati demokrasi dan nilai-nilai kemanusiaan," ungkap Petrus dalam keterangan tertulis yang dikutip, Senin (21/8/2023).
Ia pun menolak retorika yang disampaikan Budiman adalah tugas sejarah. Menurutnya, pernyataan Budiman bahwa Ketua Umum Partai Gerindra itu adalah pemimpin strategis, hanya sekadar legitimasi untuk bisa berangkulan dengan eks kaki tangan Orde Baru itu.
"Itu bukti pragmatisme Budiman supaya bisa mendapatkan sesuatu dari Prabowo ketika ia berkuasa nanti. Padahal, belum tentu juga Prabowo menang pemilu," tutur dia.