(Koordinator Nasional End Child Prostitution, Child Pornography & Trafficking of Children for Sexual Purpooses (ECPAT) Indonesia, Ahmad Sofian) IDN Times/Margith Juita Damanik
Apakah itu prostitusi terang-terangan atau prostitusi yang tidak langsung, kalau di Bali itu kan belum tahu. Kalau yang terang-terangan ya menurut saya dipajang, apalagi anak-anak dipajang untuk dipilih jadi prostitusi, kayaknya tidak berani mereka (pelaku). Tapi kalau dipajang untuk massage, untuk karaoke, kemudian ujung-ujungnya dipergunakan untuk layanan tambahan prostitusi mungkin iya.
Karena risiko yang mereka hadapi kalau memperdagangkan anak-anak itu kan besar. Sehingga mereka tempatkan anak-anak itu dalam posisi untuk tujuan seksual. Untuk tujuan seksual sendiri kan banyak sebetulnya, salah satunya memang untuk karaoke, salah satunya untuk pijat, untuk nemenin tamu, atau untuk kegiatan kegiatan pornografi, striptis, itu tujuan seksual.
Memang anak-anak diperdagangkan untuk tujuan seksual itu merupakan permintaan pasar. Di pasar seks kita lihat terhadap anak-anak itu bisa dibilang dari tahun ke tahun permintaannya makin lama makin besar, perkembangan bisnis hiburan, perkembangan kenaikan jumlah kelas menengah, kemudian juga yang berikutnya perjalanan dari satu tempat ke tempat lain apakah untuk tujuan wisata, untuk tujuan bisnis, atau untuk tujuan-tujuan kedinasan itu juga tinggi sehingga orang orang ini atau sindikat atau operator pusat hiburan itu menganggap ini sebuah peluang bisnis untuk ditempatkan atau untuk mencari anak-anak untuk tujuan seksual tadi itu.