Jakarta, IDN Times - Koordinator organisasi Masyarakat Antikorupsi Indonesia (MAKI), Boyamin Saiman mengapresiasi langkah yang ditempuh oleh Menkum HAM, Yasonna Laoly bisa membawa pulang buronan Maria Pauline Lumowa. Tetapi, dalam pandangannya, apa yang dilakukan oleh Yasonna sekedar untuk menutupi rasa malu karena pernah kebobolan dua kali buronan kelas kakap lainnya yakni Djoko Tjandra dan Harun Masiku.
Boyamin juga mengkritik cara Yasonna membawa pulang Maria dengan mengenakan topi koboy seolah-olah menjadi pahlawan dan membawa pulang penjahat.
"Ekstradisi Maria untuk menutupi rasa malu karena tak mampu menangkap Djoko Tjandra dan Harun Masiku. Bahkan, Djoko mampu membuat membuat KTP Elektronik dan paspor baru, lalu mengajukan Peninjauan Kembali di PN Jakarta Selatan," kata Boyamin melalui keterangan tertulis pada Kamis (9/7/2020).
Hal lain yang disoroti dari proses pemulangan Maria yakni bila pemerintah mau bersikap serius, maka buronan yang sudah lama hilang bisa ditangkap.
"Sehingga, seharusnya pemerintah bisa menangkap Djoko Tjandra, Eddy Tansil, Honggo Wendratno dan buron-buron kakap lainnya," ujarnya lagi.
Lalu, apa kata Yasonna yang dituding oleh masyarakat bisa menangkap buronan jauh di Benua Eropa tapi tak sanggup meringkus buronan yang kembali masuk ke Indonesia?