Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
default-image.png
Default Image IDN

Jakarta, IDN Times — Semenjak zaman Presiden Abdurrahman “Gus Dur” Wahid, masyarakat keturunan Tionghoa mendapatkan akses yang besar untuk merayakan keragaman mereka dalam satu kesatuan, Indonesia.

Salah satunya adalah perayaan hari tahun baru Cina, atau yang biasa disebut Imlek. Namun tahukah kamu, sebenarnya bagi tradisi Tionghoa, imlek itu tidak dirayakan besar-besaran, lho. Kenapa?

Aslinya Imlek, tahun baru masa bertani, tidak dirayakan karena biasanya diisi sembahyang biar bercocok tanam jadi lancar. Yang dirayakan justru Cap Go Meh, hari kelima belas di tahun baru. Namun bagi peranakan Tionghoa di Indonesia, Imlek jadi suatu tradisi yang dirayakan.

Di bawah ini adalah cara biasanya orang Tionghoa merayakan Imlek.

1. Persiapan dimulai dari rumah

Default Image IDN

Rumah sudah dibersihkan, rapi, lalu ada sebuah meja persembahan yang isinya dupa sembahyang, foto-foto anggota keluarga yang sudah meninggal, dan sajian macam buah apel, jeruk mandarin, dodol ranjang, ayam tim, marus (pudding darah ayam), bakut (babi), dan pisang.

Ini semua untuk persembahan ke leluhur. Setelah itu mereka baru pergi ke klenteng untuk sembayang

Orang keturunan Tionghoa, khususnya penganut Tao, Kong Huchu pada umumnya, akan pergi ke klenteng untuk sembahyang.

Ada pula tradisi untuk berderma, layaknya orang Muslim yang memberikan zakat. Maka tidak heran kalau jelang Imlek, atau yang juga disebut Sin Cia, banyak pengemis berkumpul di klenteng-klenteng.

Sajian tadi boleh dimakan oleh penghuni rumah atau tamu. Jadi jangan menganggap sajian tersebut “dimakan oleh leluhur”.

 

2. Yusheng

Editorial Team

Tonton lebih seru di