Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menanggapi wacana adanya UU Kebebasan Beragama yang dicanangkan oleh Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai (dok. PBNU)
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menanggapi wacana adanya UU Kebebasan Beragama yang dicanangkan oleh Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai (dok. PBNU)

Intinya sih...

  • Rapat Harian Syuriyah PBNU meminta Yahya Cholil Staquf mundur dari jabatan Ketua Umum PBNU.

  • Keputusan rapat menyatakan bahwa jika tidak mundur dalam 3 hari, Yahya Cholil Staquf akan diberhentikan.

  • Keputusan diambil setelah proses musyawarah dan dihadiri oleh 37 dari 53 anggota Pengurus Harian Syuriyah.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Rapat Harian Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengambil keputusan penting terkait posisi Ketua Umum PBNU. Dalam risalah rapat proses musyawarah menghasilkan keputusan strategis menyangkut Yahya Cholil Staquf.

Keputusan rapat menyatakan bahwa Yahya Cholil Staquf diminta mundur dari jabatannya sebagai Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

"KH. Yahya Cholil Staquf harus mengundurkan diri dari jabatan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dalam waktu 3 (tiga) hari terhitung sejak diterimanya keputusan Rapat Harian Syuriyah PBNU," bunyi risalah Rapat Harian Syuriyah PBNU yang diteken oleh Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar, Jumat, 21 November 2025.

Dalam risalah rapat itu juag dijelaskan, jika dalam waktu tiga hari tidak mengundurkan diri, rapat harian Syuriyah PBNU memutuskan memberhentikan Yahya Cholil Staquf sebagai Ketua Umum PBNU. Rapat ini dihadiri 37 dari 53 anggota Pengurus Harian Syuriyah.

Editorial Team