Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Sumber gambar: detik.com
Sumber gambar: detik.com

Secara mengejutkan, Wali Kota Jakarta Utara Rustam Effendi mengirimkan surat pengunduran diri ke Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI Jakarta. Dilansir Tempo.co, (26/4), surat pengunduran diri tersebut dikirimkan pada hari Senin 25 April kemarin. Hal ini merupakan kelanjutan "perseteruan" dan salah sangka antara Rustam dengan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang kian memanas.

Mundurnya Rustam ini menambah panjang daftar pejabat DKI yang "menyerah" di era Ahok. Pasalnya, ada dua pejabat eselon II yang mundur dari jabatannya karena alasan yang sama. Pertama adalah Haris Pindratno yang memilih mengundurkan diri dari Kepala Dinas Perindustrian dan Energi DKI. Kedua adalah Tri Djoko Sri Margianto yang juga mundur dari jabatan Kepala Dinas Tata Air DKI.

Haris mengaku ingin pensiun dini karena masalah kesehatan. Tapi saat masih menjabat sebagai Kepala Dinas Perindustrian dan Energi DKI, disinyalir Haris juga sering kena tegur Ahok.

Tri Djoko juga tak jauh beda. Dia mengaku sering berbeda pendapat dengan Ahok, khususnya terkait penanganan banjir. Ahok melihat permasalahan banjir sebagai sesuatu yang mudah. Padahal, menurut Tri, penyelesaiannya tidak semudah yang diucapkan Ahok. Tri pun akhirnya memilih untuk mundur. Selain itu usianya juga sudah memasuki usia pensiun.

Hingga Maret 2015, tercatat ada 15 pejabat eselon IV Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang telah mengajukan surat pengunduran diri dari jabatannya kepada BKD DKI.

Benarkah Rustam mundur gara-gara Ahok?

Akar permasalahan ini tumbuh setelah Rustam menuliskan keluhannya secara terbuka di Facebook tentang gaya kepemimpinan Ahok. Dia tidak terima Ahok menyebutnya bersekongkol dengan Yusril Ihza Mahendra. Tudingan tersebut dianggap Rustam sebagai sesuatu yang menyakitkan dan tidak dia harapkan keluar dari mulut pemimpinnya.

Namun, Ahok berdalih bahwa pernyataan yang dilontarkan kepada Rustam itu hanya bercanda. Ahok mengatakan hal tersebut karena Rustam tidak mau segera menertibkan permukiman ilegal yang berada di sepanjang kolong Tol Ancol, Pademangan, Jakarta Utara. Ahok juga melontarkan pernyataan lainnya terkait dengan penanganan banjir di kawasan Ancol pada Kamis pekan lalu. Dari situlah Ahok kemudian menyimpulkan bahwa apa yang diperbuat Rustam sudah berbau politik yang membentuk opini untuk menjelekkan Ahok.

Ahok sebut Rustam anggota "Geng Golf".

Ahok juga menyebut Rustam sebagai anggota "Geng Golf" di Pemprov DKI. Geng ini identik dengan kegiatan bepergian sampai ke luar negeri hanya untuk bermain golf.

Di Indonesia, golf merupakan olahraga yang mahal dan lekat dengan para pejabat. Banyak pejabat atau mantan pejabat yang hobi main golf untuk menjalin relasi bisnis dan lainnya. Namun, Ahok tak bermaksud menyalahkan golf. Ahok mempersilahkan saja orang bermain golf. Asalkan pekerjaan mereka beres.

Editorial Team

EditorRizal