Santri dan fatayat (santriwati) Pondok Modern Daarul Ikrom (PMDI) Kedondong Kabupaten Pesawaran. (Dok. PMDI).
Lomba ini merupakan bagian dari program prioritas ekoteologi Kemenag yang tertuang dalam Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 244 Tahun 2025. Program ini ditindaklanjuti Ditjen Bimas Islam melalui pendekatan kultural, sosial, dan digital agar lebih mudah menjangkau generasi muda.
Abu juga mengajak pesantren, masjid, dan majelis taklim turut berpartisipasi dalam gerakan ini. Ia menilai lembaga-lembaga keagamaan memiliki peran strategis dalam menanamkan nilai-nilai cinta lingkungan sejak dini.
“Kita ingin membangun kesadaran bahwa iman harus berdampak pada tindakan. Gerakan ini adalah bagian dari jihad hijau, menyelamatkan bumi sebagai amanah dari Allah,” kata dia.
Lomba ini terbuka untuk semua masyarakat. Abu berharap gerakan ini dapat memicu terbentuknya budaya menanam yang berkelanjutan di masyarakat.
Dengan semangat Hari Bumi, Abu berharap lomba ini menjadi jembatan antara nilai keislaman dan kepedulian ekologis.
“Dari satu foto, satu pohon, lahirlah harapan untuk bumi yang lebih hijau dan sehat. Mari jadikan pohon sebagai amal jariyah yang terus mengalir manfaatnya, bahkan setelah kita tiada,” pungkasnya.