Jakarta, IDN Times - Salah satu faktor penyebab calon kepala daerah semakin banyak yang maju dari dinasti politik karena masyarakat tak mempermasalahkan latar belakang tersebut. Apalagi massa pemilihnya sudah dibina sejak lama melalui program bantuan sosial.
Hal itu merupakan salah satu analisis dan temuan sementara yang dilakukan Institute for Advanced Research (IFAR) Unika Atma Jaya, Election Corner Fisipol Universitas Gadjah Mada dan pusat riset politik dan pemerintahan PolGov UGM.
"Mereka merasa puas dari performance pendahulu atau founder dari dinasti tersebut. Hal-hal semacam ini bisa di-engineer sejak setahun sebelum pemilu. Misalnya rajin membagikan bansos, jalan dibangun, kartu-kartu dilancarkan," ujar Peneliti IFAR Unika Atma Jaya, Yoes C Kenawas ketika menjawab pertanyaan IDN Times dalam media briefing, Rabu (20/11/2024).
Menurut dia, ada memori yang pendek di benak calon pemilih terkait kandidat dengan latar belakang dinasti politik tersebut. Itu sebabnya, kehadiran mereka cenderung ditoleransi.
Meski begitu, Yoes tak menyalahkan warga saat mereka memilih kandidat dengan latar belakang dinasti politik. Sebab, pada akhirnya, mereka hanya disodorkan kandidat di kertas suara. Partai politik lah yang memberikan rekomendasi bagi kandidat dari latar belakang dinasti politik tersebut.