Jakarta, IDN Times - Anak muda menilai hampir semua partai politik yang ada di Tanah Air kurang peduli terhadap isu perubahan iklim. Hal ini seolah mengonfirmasi mengapa dalam kegiatan kampanye pemilu, isu perubahan iklim jarang disinggung.
Bahkan, dalam program debat capres di Pemilu 2019 lalu, topik mengenai perubahan iklim ditaruh di sesi terakhir. Hal tersebut mengesankan isu perubahan iklim seolah menjadi pelengkap tetapi tak benar-benar diatasi.
Temuan data itu terungkap dari hasil survei yang dilakukan oleh Indikator Politik Indonesia (IPI) yang menggandeng Yayasan Indonesia Cerah. Survei dilakukan pada 9-16 September 2021 dan melibatkan 4.020 responden anak muda.
Bila dirinci, maka survei yang dilakukan oleh IPI diikuti oleh 3.216 responden berusia 17-26 tahun dan 804 responden berusia 27-35 tahun. Hasil survei kemudian disampaikan ke publik secara virtual pada Rabu (27/10/2021) oleh Direktur Eksekutif IPI, Burhanuddin Muhtadi.
Ia mengatakan, sampel responden diambil dari seluruh provinsi di Indonesia. Proses survei dilakukan secara tatap muka oleh pewawancara yang terlatih dengan tingkat kepercayaan mencapai 95 persen.
Dari survei tersebut terungkap, anak muda menilai Partai Demokrat cukup peduli terhadap isu perubahan iklim. Angka responden yang menjawab demikian mencapai 33 persen.
Sedangkan, partai yang dinilai memiliki kepedulian paling kecil terkait isu perubahan iklim adalah Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Temuan ini justru dinilai kontradiktif mengingat anak muda yakni generasi Z dan kaum millennial menjadi target PSI untuk meraup suara.
Lalu, apa dampaknya bila parpol tidak segera mengambil tindakan nyata dan mendorong kadernya untuk mengurangi dampak perubahan iklim?