Jakarta, IDN Times - Mantan Direktur Eksekutif Ma'arif Institute, Muhammad Abdullah Darraz, mengatakan lemahnya resistensi masyarakat dimanfaatkan penceramah 'radikal' untuk infiltrasi radikalisme di masyarakat.
Hal itu, kata dia, kerap kali diakibatkan faktor ketidaktahuan masyarakat, baik terhadap muatan radikal-ekstrem maupun ketidakpahaman terkait peta aktor dan kelompok yang membawa misi serta narasi radikal.
“Yang menjadi persoalan dalam setiap proses infiltrasi radikalisme (kelompok radikal) di tengah masyarakat adalah lemahnya resistensi, sebagai akibat dari ketidaktahuan masyarakat itu sendiri,” ujar Darraz dikutip dari ANTARA, Rabu (9/3/2022).
Pernyataan Darraz menyusul beredarnya pesan berantai yang berisi daftar 180 penceramah yang disebut radikal dan intoleran, mulai dari Ismail Yusanto, Abdul Somad, Felix Siaw, hingga Adi Hidayat.