Anas Urbaningrum (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
Ketua Badan Pemenangan Pemilu Pimpinan Nasional (Bapilu Pimnas) PKN, Bona Simanjuntak, menanggapi pernyataan Demokrat yang menyebut Anas Urbaningrum sebagai perusak partai.
Bona mengkritisi pernyataan Ketua Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra. Dia menyarankan, agar Demokrat tak perlu panik jelang bebasnya Anas Urbaningrum.
"Jika memang Herzaky saat ini merasa tidak ada kaitannya dengan diri dan organisasinya, ya tidak masalah, tidak perlu juga baper, apalagi menyurut menuntut pihak lain, cukup dengan tenang dan santai saja menjawabnya sesuai tupoksinya," kata dia kepada IDN Times.
Bona lantas menyinggung kasus yang menimpa Anas hingga dijebloskan ke dalam penjara. Menurut dia, sejarah mengajarkan kejujuran melihat peristiwa masa lalu. Oleh sebabnya, terkait kasus yang menimpa Anas, harusnya Demokrat bisa belajar dari peristiwa pada masa lalu, sehingga mampu mengungkap kasus Anas dengan penuh kejujuran.
"Khusus untuk persoalan yang menyangkut sosok Anas Urbaningrum, harusnya mereka yang sekarang masih ada mampu menjawab dengan kejujuran akan peristiwa yang terjadi di organisasinya, dan menjadikannya pendidikan moral, khususnya dalam berpolitik, agar ke depan tidak lagi mengulang kejadian yang sama yang akhirnya merugikan anak bangsa," imbuh Bona.
Senada dengan PKN, Koordinator Nasional (Kornas) Sahabat Anas Urbaningrum, Muhammad Rahmad, mengatakan sebenarnya jaringan Anas sampai saat ini masih mengakar di Partai Demokrat. Anas berperan sangat besar dalam membangun struktural politik organisasi internal Demokrat.
"Tak hanya ketika jadi Ketua Umum, tapi sejak beliau diserahi tugas sebagai Ketua DPP Urusan Politik dan Organisasi. Wajar jika kemudian, jaringan dan kekuatan Mas Anas di dalam Partai Demokrat tetap mengakar," kata dia, saat dihubungi.
Rahmad lantas memberikan contoh, upaya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat menjadi Ketua Umum Demokrat, kemudian memberantas loyalis Anas. Akibatnya, sikap SBY itu justru menghancurkan elektoral Demokrat di Pemilu 2019 lalu.
"SBY pernah dulu melakukan pembersihan terhadap loyalis Anas. Akibatnya, SBY dan Demokrat harus bayar mahal pada Pemilu 2019. Perolehan suara Demokrat saat pemilu anjlok seanjlok anjloknya, terendah sepanjang sejarah Demokrat berdiri," tutur dia.
Sementara, Deputi Balitbang DPP Partai Demokrat, Syahrial Nasution, menanggapi bebasnya Anas dari penjara, khususnya terkait isu miring terhadap Demokrat.
"Pertama, saya kira kita harus memberikan ucapan selamat kepada Mas Anas Urbaningrum. Di hari yang penuh berkah di bulan suci ramadhan ini, tentu akan membawa suasana berbeda. Sebagai sesama muslim kita wajib saling mendoakan dalam kebaikan," kata dia.
Kedua, kata Syahrial, terkait beredarnya isu berbagai manuver politik setelah bebasnya Anas dari Sukamiskin. "Khususnya terkait Partai Demokrat, menurut kami hanya upaya adu domba. Ada sedikit pihak yang mencoba memanfaatkan untuk kepentingan politik dari momen ini, yang sebetulnya biasa-biasa saja."
Hingga saat ini, kata Syahrial, Demokrat tidak pernah mendengar langsung dari Anas segala hal yang belakangan diisukan tersebut. "Selalu dipolitisasi dan minor sekali nadanya yang akan dilakukan Mas Anas setelah keluar dari Sukamiskin," katanya.
"Saya justru berkeyakinan, semua akan baik-baik saja, karena memang tidak ada apa-apa. Bahwa ada pihak yang mungkin punya kedekatan pribadi dengan Mas Anas, dan sekarang berada di partai lain memanfaatkan momentum ini untuk menaikkan elektabilitasnya, ya silakan saja. Tapi, apakah bisa lantas dikatakan merepresentasikan Mas Anas? Kan belum tentu," sambungnya.
Syahrial mengaku tidak kenal dekat dengan Anas, namun ia sedikit tahu tentang mantan Ketua Umum Partai Demokrat itu lantaran kakak iparnya juga pernah menjabat Ketua Umum PB HMI dan senior Anas.
"Dari pengalaman berorganisasi dan berpolitiknya, rasanya sikap Anas tidak mencerminkan isu-isu yang sedang berkembang, seperti akan ada peristiwa horor terjadi dengan Demokrat. Saya menduga isu-isu tersebut hanya upaya adu domba dan dimanfaatkan kelompok tertentu," tegas dia.