Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ketua Forum Pemred, Resto Pinasti dalam webinar bersama Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (IDN Times/Margith Juita Damanik)
Ketua Forum Pemred, Resto Pinasti dalam webinar bersama Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (IDN Times/Margith Juita Damanik)

Intinya sih...

  • AI dapat meningkatkan produktivitas jurnalistik dengan kinerja cepat, namun hasilnya perlu diverifikasi oleh manusia.
  • Penggunaan AI harus didasari tujuan riset yang tepat agar bermanfaat, serta perlu kesepakatan antara media dan pengembang platform AI terkait penggunaan data.
  • Berita yang dihasilkan oleh jurnalis menjadi berharga untuk platform AI, sehingga perlindungan konten dan kompensasi perlu dirumuskan dengan jelas.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) membahas mengenai penggunaan Kecerdasan Buatan (AI) dalam dunia jurnalistik. Pembahasan dilakukan dalam webinar bertajuk "Jurnalis Perempuan dan Impelementasi AI" dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun FJPI yang ke-17 pada Sabtu (21/12/2024).

Pada kesempatan tersebut, Ketua Forum Pemred, Resto Pinasti, mengingatkan kepada para jurnalis perempuan, AI bukan ancaman untuk kerja jurnalistik. Justru, Retno beranggapan AI dapat membantu produktivitas jurnalistik.

"Jadi, saya rasa tidak mengancam pekerjaan kita sebagai jurnalis, tapi justru membantu meningkatkan produktivitas," kata Retno dalam webinar.

1. AI tidak sempurna

ilustrasi kecerdasan buatan (pexels.com/Tara Winstead)

Menurut Retno, keberadaan AI justru mampu meningkatkan produktivitas kerja jurnalis dengan kinerjanya yang semakin cepat. Namun, patut diperhatikan jika AI tidak sempurna dan jurnalis harus melakukan verifikasi atas hasil observasi lewat AI.

"Tapi, saya rasa hasil AI saat ini belum sempurna. Jadi, tetap harus dikawal, terus diperiksa, diverifikasi, melalui proses QC oleh manusia apalagi yang menyangkut substansi," kata Retno.

2. Harus tahu pakai AI untuk apa

Head of Product IDN Media, Ariel Widjaja dalam webinar bersama Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (IDN Times/Margith Juita Damanik)

Head of Product IDN, Ariel Widjaja, menyatakan AI harus dipakai dengan bijak dengan tujuan yang jelas. Sebab, penggunaan AI akan menjadi bermanfaat jika didasari keperluan riset yang tepat.

"Ketika kita mencoba untuk mengimplementasikan atau mencoba AI dalam bentuk apa pun, kunci pertama adalah untuk mengidentifikasi sebenarnya tujuan atau produk apa yang mau kita buat. Supaya satu, kita enggak latah karena lagi ramai jadi harus menggunakan AI," kata Ariel.

3. Arsip jurnalis jadi barang mahal untuk AI

Menurut Retno, berita-berita yang dihasilkan oleh jurnalis justu menjadi barang mahal untuk pratform AI. Sebab, cara kerja AI mengambil dari crowd source yang ada di dunia maya dan merangkumnya menjadi satu.

"Berita-berita yang sudah kita hasilkan, arsip-arsip adalah yang paling berharga untuk AI. Karena ini berisi fakta dan data yang benar," kata Retno.

Retno merasa perlu ada kesepakatan yang jelas antara media selaku pemilik konten dengan pengembang platform AI terkait dengan penggunaan data-data. Sebab, media massa memiliki hak cipta atas konten yang sudah diproduksi dan perlu dilindungi.

"Perlu dirumuskan bagaimana perlindungan konten kita dalam kaitannya dengan penyediaan data berkualitas bagi platform AI. Seperti apa kompensasi dan bagaimana nanti peran regulator, dalam hal ini pemerintah lewat Komdigi, dewan pers, atau apapun," kata Retno.

Editorial Team