Jakarta, IDN Times - Hasil analisis Indonesia Corruption Watch (ICW) dan Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) menemukan adanya selisih suara pemilihan presiden yang signifikan akibat kerusakan dalam Sirekap. Perolehan suara dalam Formulir C1 yang diunggah melalui Sirekap berubah secara berbeda.
Selisih paling tinggi ada di pasanganpasangan Prabowo-Gibran (02) yang mencapai 109.839 suara atau 47,70 persen.
“Kami menemukan paling tidak ada 339 TPS yang berbeda secara jumlah suara antara dalam formulir C1 dan juga Sirekap, jumlahnya yang kami temukan jumlahnya 230.286 suara, cukup besar. Itu tersebar di seluruh pasangan calon, baik paslon 01, 02, dan 03. Namun dalam temuan kami yang terbesar adalah pada paslon 02,” kata Peneliti dan Koordinator Divisi Korupsi Politik ICW, Egi Primayogha dalam konferensi pers, Jumat (23/2/2024).