Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Anggota Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran, Budiman Sudjatmiko. (IDN Times/Amir Faisol)

Jakarta, IDN Times - Anggota Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Budiman Sudjatmiko menjelaskan alasan nomenklatur program unggulan presiden terpilih itu dari makan siang gratis menjadi makan bergizi gratis. Perubahan penamaan program tersebut disampaikan langsung oleh Prabowo Subianto ketika diwawancarai secara khusus oleh stasiun tvOne

Budiman mengatakan perbedaan penamaan itu bermakna sumber pangan di tiap wilayah berbeda. Sehingga, sumber pangan untuk program makan bergizi gratis tidak semata-mata mengandalkan beras. Dengan begitu, anggaran untuk program unggulan itu yang semula Rp400 triliun bisa dihemat hingga separuhnya. 

"Bukan berarti rencana awal makan siang gratis tidak bergizi. Cuma, sekarang waktu makannya itu tidak dibatasi. Jadi, ada dua kemungkinan bisa diganti dengan sarapan dan makan siang," ujar Budiman ketika dikonfirmasi pada Sabtu (25/5/2024). 

Sementara, terkait anggaran, ketika di masa kampanye, anggaran per tahun diperkirakan mencapai Rp400 triliun per tahun. "Tapi, itu dengan asumsi, asupan makanannya dari mana saja dan dari mana pun. Setelah kami hitung, ada kemungkinan kami bisa memangkas (anggaran) hingga separuhnya," tutur mantan kader di PDI Perjuangan itu. 

1. Program makan bergizi gratis mengutamakan produksi oleh masyarakat sekitar

Ilustrasi makan siang yang dinikmati SMPN 2 Curug, Tangerang ketika simulasi makan siang gratis. (Dokumentasi Istimewa)

Lebih lanjut, dengan konsep makan bergizi gratis, pemerintahan mendatang bisa mengutamakan produksi pangan yang dilakukan oleh masyarakat sekitar. Dengan begitu, maka bisa menghemat ongkos distribusi ketika dibagikan gratis ke siswa-siswa sekolah. Sebab, ongkos distribusi termasuk biaya yang menghabiskan anggaran dalam jumlah besar. 

"Jika banyak kebutuhan bahan pokok untuk makan diproduksi sendiri oleh orang desa, dari tanah Indonesia, maka itu (bisa) menghidupkan ekonomi desa. Sehingga kemudian tidak ada kebutuhan untuk mengeluarkan uang banyak untuk membeli barang-barang impor. Kita bisa beli langsung dari desanya," kata Budiman. 

Bila bahan pangan diambil dari bahan yang ditanam sendiri dan beternak sendiri maka 80 persen kebutuhan program makan bergizi ini bisa dipenuhi oleh desa-desa di provinsi yang bersangkutan. 

Pernyataan Budiman itu berbeda dari kalimat Prabowo yang disampaikan pada awal Januari 2024 lalu saat memprediksi untuk program makan siang gratis yang dilengkapi susu, maka diproyeksi dibutuhkan impor 2,5 juta sapi.

Sapi diimpor lantaran kebutuhan susu masih dipasok dari luar Indonesia. Dua negara yang menjadi pemasok utama susu ke Indonesia adalah Australia dan Selandia Baru. 

2. Budiman prediksi akan ada pembukaan 650 ribu hektare sawah hingga 2029

Editorial Team

Tonton lebih seru di