Jakarta, IDN Times - Kasus gantung diri secara live di TikTok yang menewaskan pria berinisial SS, 29 tahun, menggemparkan publik. Terlepas dari dugaan bahwa kasus itu sebenarnya adalah pembunuhan berencana, publik lebih dahulu mengidentifikasi tayangan tersebut sebagai aksi bunuh diri.
Aksi semacam itu yang dipertontonkan ke khalayak luas, memiliki dampak yang tidak enteng. Psikolog dari Universitas Indonesia, Vera Itabiliana Hadiwidjojo, menuturkan siaran live semacam itu bisa memicu orang-orang yang sedang mengalami depresi untuk melakukan hal yang sama.
"Terlepas ini bunuh diri atau bukan, tetap video ini akan membekas pada orang-orang yang melihatnya. Bisa menimbulkan perasaan tidak nyaman seperti takut, cemas atau malah memicu keinginan yang sama jika yang melihat juga sedang mengalami depresi," kata Vera saat dihubungi IDN Times, Sabtu (18/9/2021).