Jakarta, IDN Times - Terkonfirmasi sudah bahwa seteru di saat Pilpres 2019 itu akhirnya menyatu usai gegap gempita pesta demokrasi. Publik seolah masih tak percaya ketika Presiden Joko "Jokowi" Widodo melantik seterunya Prabowo Subianto menjadi Menteri Pertahanan RI pada Rabu (23/10) di Istana Negara.
Posisi yang diberikan ke Prabowo merupakan kursi yang strategis. Sebab, Kementerian Pertahanan memegang anggaran senilai Rp132 triliun untuk tiga matra yakni TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut dan TNI Angkatan Udara.
Lalu, apa yang menyebabkan Prabowo bersedia menjadi menhan? Bukankah posisinya berada di bawah Jokowi sebagai presiden? Sementara, selama satu tahun terakhir Prabowo mencoba berbagai cara untuk meraih kemenangan saat pemilu April lalu dan berkuasa. Bahkan, Ketua Umum Partai Gerindra itu sudah sempat mengklaim secara sepihak menjadi Presiden Indonesia dengan perolehan suara 62 persen.
"Kenapa Pak Prabowo mau diminta untuk menjadi menteri, karena demi bangsa dan diminta langsung oleh Pak Jokowi. Beliau yang meminta agar Pak Prabowo membantu masalah pertahanan. Ya, karena dia ingin mengabdi bagi bangsa ini, maka langsung refleks diterima tawaran itu," ujar Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Puoyono ketika berbicara di program Mata Najwa yang tayang di stasiun Trans 7 pada Rabu malam (23/10).
Tapi, betulkah mantan danjen kopassus itu sungguh-sungguh ingin mengabdi bagi bangsa dengan menerima jabatan sebagai menhan?