Jakarta, IDN Times-Kartini menulis surat kepada Nona E.H Zeehandelaar atau Stella pada 25 Mei 1899, “Kami gadis-gadis masih terantai kepada adat istiadat lama, hanya sedikitlah memperoleh bahagia dari kemajuan pengajaran itu.
Kami anak perempuan pergi belajar ke sekolah, ke luar rumah tiap hari saja sudah dikatakan amat melanggar adat.
Ketahuilah bahwa adat negeri kami melarang keras gadis ke luar rumah. Ketika saya sudah berumur dua belas tahun, lalu saya ditahan di rumah, saya dikurung di dalam rumah seorang diri, sunyi senyap terasing dari dunia luar. Saya tidak boleh keluar ke dunia itu lagi, bila tiada serta seorang suami...”
Sudah 119 tahun Kartini menyatakan kegelisahannya terhadap praktik perkawinan anak seperti yang dituangkan dalam suratnya kepada Stella. Ternyata kegelisahan dan perjuangannya untuk menghentikan perkawinan anak berlangsung masih terjadi hingga kini dan menjadi komitmen banyak pihak untuk mengentikannya.