Jakarta, IDN Times - Merebaknya isu intoleransi dan paham radikal yang menyasar anak muda perlu diwaspadai. Berdasarkan hasil riset International NGO Forum on Indonesian Development (INFID) pada 2016, paparan paham radikal paling sering didapatkan melalui media televisi dan internet.
Media sosial yang dominan digunakan seperti Facebook, Twitter, dan Youtube menjadi sarana potensial bagi anak muda untuk bertukar informasi. Tercatat sebanyak 60,4 persen anak muda intens menggunakan internet.
Nah, untuk menghindari penyebaran isu intoleransi dan paham radikal, anak-anak muda yang tergabung dalam Human Rights Cities Youth Fellowship INFID memberikan beberapa rekomendasi pada pemerintah.