Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon. (IDN Times/Amir Faisol)
Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon. (IDN Times/Amir Faisol)

Intinya sih...

  • Ikatan Pemuda Tionghoa menolak upaya revisi sejarah ala Fadli Zon

  • Draf buku sejarah ala Fadli Zon tak cantumkan peristiwa Mei 1998

  • Fadli Zon ingin penulisan ulang sejarah punya tone positif

Jakarta, IDN Times - Ikatan Pemuda Tionghoa Indonesia (DPP IPTI) mengaku kecewa dan mengutuk keras pernyataan Menteri Kebudayaan Fadli Zon, yang meragukan telah terjadi perkosaan massal pada Mei 1998. Padahal, banyak korban dari perkosaan massal merupakan perempuan dari keturunan etnis Tionghoa.

Sekjen DPP IPTI Yen Yen Kuswati mengatakan, pernyataan menteri dari Partai Gerindra itu telah melukai hati banyak kalangan, khususnya korban dan keluarga. "Sebagai seorang tokoh dan pejabat publik, Fadli Zon seharusnya mampu menjaga etika menyampaikan statement di ruang publik serta menunjukkan sikap kenegarawanan. Pernyataan Fadli tidak hanya tak sensitif, tetapi juga mencerminkan kurangnya pemahaman historis yang semestinya jadi dasar bagi siapapun yang memegang amanah rakyat," ujar Yen Yen di dalam keterangan tertulis, Selasa (17/6/2025).

Editorial Team

EditorSunariyah

Tonton lebih seru di