Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Aktivis Korban Mei 98 Diteror Usai Kritik Fadli Zon, KPI: Sudah Diprediksi

Ilustrasi kekerasan perempuan. (IDN Times/Aditya Pratama)
Ilustrasi kekerasan perempuan. (IDN Times/Aditya Pratama)
Intinya sih...
  • Ingatkan momen soal kasus Ita Martadinata, saksi perkosaan massal yang terbunuh sebelum bersaksi.
  • Upaya kecil agar kebenaran tak diusik, masyarakat sipil berupaya untuk tetap menggerakan kebenaran.
  • Kini Ita tengah menenangkan diri setelah pengamanan internal dan pendampingan dilakukan.

Jakarta, IDN Times - Aktivis perempuan dan pendamping korban pemerkosaan massal perempuan etnis Tionghoa Mei 1998, Ita Fatia Nadia, mendapat teror lewat telepon usai mengecam pernyataan Menteri Kebudayaan Fadli Zon. Sekretaris Jenderal Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) Mike Verawati Tangka menjelaskan, tindakan ini memang sudah dapat diprediksi dan merupakan pola klasik pembungkaman.

"Menurut saya tindakan meneror aktivis yang menyuarakan soal Tragedi Mei, sudah dapat diprediksi akan dilakukan oleh pihak-pihak tertentu. Ini merupakan pola klasik yang sering dilakukan oleh rezim yang berkuasa untuk membungkam suara saksi atau korban atau mereka yang lantang bersuara," kata dia kepada IDN Times, Selasa (17/6/2025).

1. Ingatkan soal kasus Ita Martadinata

Infografis Pemerkosaan Mei 1998 (IDN Times/Aditya Pratama)
Infografis Pemerkosaan Mei 1998 (IDN Times/Aditya Pratama)

Hal ini harapannya jangan sampai berulang kembali. Dia mengingatkan bagaimana kasus Ita Martadinata saksi perkosaan massal yang berani bersaksi, tetapi sebelum melakukan kesaksiannya dia terbunuh dengan secara mengenaskan.

"Tindakan teror (apalagi kalau terencana oleh pemerintah) merupakan tindakan rendah, dan mempermalukan citra bangsa," ujarnya.

2. Upaya kecil agar kebenaran tak diusik

Ilustrasi kekerasan pada perempuan dan anak. (IDN Times/Nathan Manaloe)
Ilustrasi kekerasan pada perempuan dan anak. (IDN Times/Nathan Manaloe)

Dia mengatakan, ini adalah tindak yang menakut-nakuti rakyatnya yang bicara soal kebenaran. Masyarakat sipil berupaya agar langkah kecil yang ada bisa dilakukan untuk tetap menggerakan kebenaran tak diusik.

"Kami masyarakat sipil tentunya mengupayakan mekanisme pengamanan yang kami mampu lakukan, sekecil-kecil yang dapat kami pastikan agar gerakan kebenaran ini tidak diusik atau tidak menimbulkan korban jiwa, ataupun korban trauma baru. Kami tidak takut," ujar Mike.

3. Kini Ita tengah menenangkan diri

Tim Relawan untuk Kekerasan Terhadap Perempuan Ita Fatia Nadia dalam diskusi yang digelar oleh FEH Universitas Ciputra yang bertajuk Melawan Kekerasan Seksual (Mengenang Tragedi Mei'98) (YouTube/ FEH UC)
Tim Relawan untuk Kekerasan Terhadap Perempuan Ita Fatia Nadia dalam diskusi yang digelar oleh FEH Universitas Ciputra yang bertajuk Melawan Kekerasan Seksual (Mengenang Tragedi Mei'98) (YouTube/ FEH UC)

Mike menjelaksan, pihaknya sudah melakukan pengamanan internal dan pendampingan pada Ita. Kini, Ita tengah menenangkan diri.

"Ini sudah kami lakukan di Internal, pendampingan, sampai dengan mekanisme pengamanan. Mbak Ita sendiri sedang calm down dulu," ujarnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sunariyah
EditorSunariyah
Follow Us