ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak
Novel sebelumnya mendapat perhatian publik usai mengunggah sebuah cuitan beberapa waktu lalu. Ia mempertanyakan tindakan aparat kepolisian menahan orang sakit dan menganggap kematian Maaher bukan hal sepele.
"Innalillahi Wainnailaihi Rojiun
Ustadz Maaher meninggal di rutan Polri. Pdhl kasusnya penghinaan, ditahan, lalu sakit. Org sakit, kenapa dipaksakan ditahan?
Aparat jgn keterlaluanlah..
Apalagi dgn Ustadz. Ini bukan sepele lho..," kata Novel lewat akun Twitter @nazaqistsha pada Selasa, 9 Februari 2021.
Novel Baswedan mengatakan, pernyataan yang dilontarkan merupakan bentuk kepedulian terhadap rasa kemanusiaan.
"Pelaporan itu aneh dan tidak ingin saya tanggapi. Hampir tidak pernah kita dengar ada tahanan kasus penghinaan meninggal di dalam ruang tahanan (Rutan)," katanya kepada IDN Times pada Kamis, 11 Februari 2021.
Novel pun meyakini, polisi paham apa makna yang tersirat dalam cuitannya. Ia justru heran, mengapa pernyataannya dilaporkan ke polisi.
"Jadi ini ada masalah, bukan hal wajar menahan orang yang sakit. Justru ketika pernyataan yang demikian penting tersebut dilaporkan, itu yang aneh. Gak ada masalah dengan tulisan itu, polisi pasti paham," ucap Novel.