Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
8665C7A8-7140-403F-891E-DB94E82D2AD0.jpeg
Kapolri Jendral Listyo Sigit upacara kenaikan pangkat Perwira Tinggi (Pati) Polri di Rupattama Mabes Polri pada Jumat (12/9/2025). (Dok. Humas Polri)

Intinya sih...

  • Sugeng Teguh Santoso menegaskan Tim Akselerasi Transformasi Polri bukan sekadar simbolik. Tim ini dibentuk internal Polri, berbeda dari “Tim Reformasi” Presiden. Hambatan utama ada pada sumber daya manusia, meski konsep reformasi sudah lama disiapkan.

  • Menurut Sugeng, Reserse menjadi wajah Polri sekaligus titik lemah. Permainan perkara, intimidasi, keberpihakan, dan kekerasan kerap memicu ketidakpercayaan publik. Banyak personel dinilai belum memenuhi standar profesionalisme dan akuntabilitas, sehingga menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap institusi kepolisian.

  • Rapat Tim Akselerasi Transformasi Polri disebut terbuka terhadap masukan keras dari aktivis hukum dan pemerhati kepolisian. Sugeng menilai paparan yang disampaikan sangat komprehensif, dan penerimaan atas kritik menunjukkan langkah progresif dalam upaya memperbaiki wajah Polri di mata masyarakat.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Ketua Indonesia Police Watch (IPW), Sugeng Teguh Santoso, menilai pembentukan Tim Akselerasi Transformasi Polri adalah langkah yang serius, dan bukan simbolik semata. Menurutnya, tim tersebut dibentuk internal Polri sebagai upaya percepatan perubahan, berbeda dengan nomenklatur “Tim Reformasi” yang digagas Presiden Prabowo Subianto.

“Polri, nomenklatur atau nama yang dibentuk oleh internal, menyebut tim ini sebagai Tim Akselerasi Transformasi Polri, bukan Tim Reformasi. Rupanya, dari penjelasan yang didapat, mereka sudah lama menggodok konsep-konsep reformasi internal. Namun, hambatannya, dari informasi yang diperoleh, ada pada sumber daya manusia,” kata Sugeng kepada IDN Times, dikutip Sabtu (27/9/2025).

1. Pembentukan tim bukan simbolik

Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo

Dia mencontohkan, Polri sudah melakukan assessment dari tingkat polsek, polres, hingga direktorat di Reserse. Hasilnya menunjukkan bahwa masalah utama memang terletak pada sumber daya manusia.

Sugeng menilai sektor Reserse merupakan titik rawan yang kerap memicu ketidakpercayaan publik.

“Saya juga memberi masukan bahwa Reserse menjadi salah satu sektor pelayanan publik yang dilakukan oleh Polri, dan menjadi titik lemah karena banyak menimbulkan ketidakpercayaan publik. Itu terkait kinerja Reserse secara umum permainan perkara, intimidasi, kekerasan, keberpihakan, dan lain-lain. Ini menjadi concern semua pihak,” ujarnya.

2. Resesre sebagai titik evaluasi polri

Ketua IPW, Sugeng Teguh Santoso. (IDN Times/Erik Alfian)

Dia menegaskan, Reserse merupakan wajah atau fasad Polri. Menurutnya, banyak personel belum memenuhi standar profesionalisme dan akuntabilitas, sehingga berdampak pada menurunnya kepercayaan masyarakat.

Meski demikian, Sugeng melihat pembentukan Tim Akselerasi Transformasi Polri adalah langkah progresif. Informasi yang diperolehnya menyebutkan bahwa tim ini dibentuk untuk menyiapkan konsep transformasi Polri yang akan diajukan kepada Presiden maupun tim reformasi bentukan Presiden.

“Didapatkan informasi bahwa Tim Akselerasi Transformasi Polri ini adalah upaya Polri untuk jemput bola, membuat konsep transformasi Polri yang diajukan kepada Presiden atau tim reformasi Polri yang dibentuk Presiden. Jadi ini bukan bentuk perlawanan, bukan tidak taat, atau mendahului,” kata Sugeng.

3. Rapat terbuka terima kritik keras

IPW Laporkan pemotongan tunjangan Hakim Agung ke KPK pada Rabu (2/10/2024). (IDN Times/Aryodamar)

Dia menambahkan, rapat pembahasan tim tersebut berlangsung terbuka dan menerima kritik keras dari berbagai pihak, termasuk aktivis hukum dan pemerhati kepolisian.

“Kalau saya tadi mengikuti rapat tersebut, menurut saya, paparan yang diberikan betul-betul sangat komprehensif. Bahkan, masukan-masukan dari pemerhati kepolisian dan aktivis hukum sipil sangat keras, dan itu diterima. Jadi menurut saya, ini sesuatu langkah yang baik,” ucapnya.

Editorial Team