(Ilustrasi) IDN Times/Sunariyah
Pada masa pemerintahan Presiden ke-2 RI Soeharto, Bukit Soeharto ditetapkan sebagai kawasan konservasi pada 1991. Kemudian, pada 2004, terjadi pembaruan peraturan dan akhirnya namanya berubah menjadi Taman Hutan Raya atau Tahura.
Kawasan Tahura Bukit Soeharto kini telah berubah sebagai ekosistem hutan tanaman, yang merupakan upaya rehabilitasi dengan berbagai jenis tanaman seperti Acasia (Acasia mangium), Sengon (Albasia sp), Mahoni (Swietenia mahagoni spp), dan flora asli yang didominasi jenis Meranti (Shorea sp).
Sebagian dari kawasan Tahura Bukit Soeharto merupakan hutan penelitian dari persemaian berbagai jenis flora seperti Mahang (Macaranga hypoleuca).
Di antaranya jenis flora dilindungi seperti Ulin (Eusideraxylon zwageri), Kayu arang (Diospyros sp), dan Kempas (Koompassia malaccensis), Palaman (Iristania spp), Resak (Vatica spp), Bayur (Pterospermum spp), Gmelina (Gmelina arborea), Karet (Havea brasiliensis), Rotan (Calamus sp), Aren (Arenga catechu), dan Ketapang (Terminalia catappa).
Selain itu, di kawasan Tahura Bukit Soeharto juga terdapat berbagai macam satwa seperti Orang Utan (Pongo Pygmaeus), Beruang Madu (Helarctros malayanus), Macan Dahan (Neofelis nebulosa), Landak (Hystrix brachyura), Owa-Owa (Hylobates muelleri), dan Burung Enggang (Buceros rhinoceros).
Ada juga Kera Ekor Panjang (Macaca fascicularis), Trenggiling (Manis javanica), Rusa Sambar(Cervus unicolor), Kuau Besar (Lophura sp), Biawak (Varanus salvator), Tupai (Tupaia sp), Musang (Cynogalesp), Babi Hutan (Sus sp), dan Cucak Rawa (Pycnonotus zeylanicus).