Jakarta, IDN Times - Wacana untuk mengajak oposisi bergabung dengan pemerintah semakin menguat seiring hasil putusan Mahkamah Konstitusi yang menolak semua gugatan BPN Prabowo-Sandiaga. Sempat berhembus kabar juga Presiden Joko "Jokowi" Widodo berencana mengajak Prabowo Subianto dan partainya masuk ke dalam jajaran pemerintah.
Namun, dari pihak Gerindra sendiri belum menentukan apakah tertarik dengan ajakan tersebut atau tidak. Sebelumnya, dua partai koalisi Prabowo, PAN dan Demokrat, juga dikabarkan tertarik merapat ke pemerintah. Tetapi, kedua partai tersebut juga belum mengeluarkan keputusan resmi mereka.
Adanya ajakan dari Jokowi agar oposisi bergabung ke pemerintah, memunculkan kekhawatiran terhadap demokrasi. Pasalnya, apabila 3 partai dari Koalisi Adil Makmur bergabung ke pemerintah, maka akan semakin sedikit pihak yang mengkritisi pemerintah. Akibatnya demokrasi akan menjadi tidak imbang.
Lantas, apakah benar ajakan Jokowi tersebut untuk 'membungkam' oposisi?