Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Presiden ke-7 Joko “Jokowi” Widodo. (IDN Times/Larasati Rey)

Jakarta, IDN Times - Sekretaris Jenderal Relawan Projo, Handoko, menilai laporan Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) yang memasukan nama Joko "Jokowi" Widodo dalam daftar pemimpin terkorup, adalah sesuatu yang keliru.

Menurut Handoko, selama satu dekade Jokowi memimpin Indonesia, rakyat merasakan hasil kepemimpinan mantan Wali Kota Solo itu. 

"Yang mengetahui dan merasakan adalah rakyat Indonesia. Tolak ukurnya jelas, antara lain hasil pembangunan, penegakan hukum, budaya politik baru, dan harapan," ujar Handoko ketika dikonfirmasi di Jakarta, Rabu (1/1/2025). 

Handoko menjelaskan hingga penghujung kepemimpinan Jokowi, penerimaan masyarakat diklaim sangat positif terhadap mantan Gubernur DKI Jakarta itu. Tingkat kepercayaan publik diklaim mencapai 80 persen. 

"Tingkat kepercayaan publik pun tinggi terhadap Pak Jokowi sampai sekarang. Masak pendapat rakyat Indonesia bisa diabaikan begitu saja," katanya. 

Selama memimpin pun, kata Handoko, Jokowi memiliki komitmen tinggi terhadap pemberantasan korupsi. Ada beberapa menteri era kepemimpin Jokowi yang ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Menteri itu termasuk yang berasal dari PDI Perjuangan (PDIP). 

"Bila memang ada data dan fakta (soal korupsi Jokowi), silakan saja diproses secara hukum. Jangan cuma omon-omon," tutur dia. 

1. Jokowi mempertanyakan apa yang pernah dikorupsi saat ia memimpin

Pertemuan Presiden ke-7, Joko "Jokowi" Widodo dengan Presiden Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan. (Dokumentasi Sekretariat Presiden)

Sementara ketika dikonfirmasi secara langsung, Jokowi mengaku bingung mengapa ia bisa disebut sebagai salah satu pemimpin yang paling korup di dunia. Menurutnya, selama satu dekade memimpin Indonesia, tak ada uang negara yang ia colong. 

"Terkorup? Terkorup apa? Yang dikorupsi apa?" tanya Jokowi di Solo, kemarin. 

Jokowi pun meminta kepada pihak yang mengeluarkan predikat Jokowi sebagai salah satu pemimpin negara yang korup, agar membuktikannya.

"Ya, buktikan saja," tutur dia. 

2. Jokowi mengaku banyak tuduhan jahat yang diarahkan kepada dirinya

Presiden ke-7 Joko “Jokowi” Widodo. (IDN Times/Larasati Rey)

Lebih lanjut, Jokowi mengaku kini banyak fitnah dan framing jahat yang dialamatkan kepada dirinya. Padahal, kata dia, tuduhan-tuduhan itu tak dilengkapi bukti apapun. 

"Sekarang kan banyak sekali fitnah dan framing jahat. Banyak sekali tuduhan-tuduhan tanpa ada bukti. Itu yang terjadi sekarang kan?" katanya. 

Ketika disinggung soal muatan politis di balik nominasi sebagai salah satu pemimpin di dunia yang terkorup, Jokowi hanya tertawa di hadapan para jurnalis.

"Ya ditanyakan saja. Orang bisa pakai kendaraan apapun lah. Bisa pakai NGO, bisa pakai partai," tutur dia. 

Dalam pandangannya, pihak tertentu bisa saja memanfaatkan organisasi kemasyarakatan untuk melemparkan tuduhan bahwa ia salah satu pemimpin terkorup di dunia. 

"Bisa pakai ormas untuk menuduh, membuat framing jahat, dan membuat tuduhan jahat-jahat seperti itu, ya," ujar Jokowi. 

3. Jokowi bersama mantan PM Bangladesh masuk daftar pemimpin terkorup selama 2024

Daftar finalis calon pemimpin terkorup versi OCCRP. (Tangkapan layar OCCRP)

Mengutip situs resmi OCCRP, mereka adalah salah satu organisasi jurnalisme investigasi terbesar di dunia. OCCRP berkantor pusat di Amsterdam dan memiliki staf di enam benua.

"Kami adalah ruang berita nirlaba yang berorientasi pada misi dan bermitra dengan outlet media lain, untuk menerbitkan cerita yang mengarah pada tindakan nyata. Pada saat yang sama, divisi pengembangan media kami membantu outlet investigasi di seluruh dunia agar berhasil dan melayani publik," demikian tertulis dalam profil resmi OCCRP, dikutip Rabu (1/1/2025). 

Mereka kemudian sempat menanyakan kepada para pembaca, juri, dan pihak lain dalam jejaring global OCCRP, siapa saja yang dinominasikan sebagai pemimpin dengan tindak kejahatan terorganisir dan paling korup. Total ada lima nama dengan voting terbesar yang masuk dalam data OCCRP, yaitu:

  • Presiden Kenya, William Ruto
  • Mantan Presiden Indonesia, Joko Widodo
  • Presiden Nigeria, Bola Ahmed Tinubu
  • Mantan Perdana Menteri Bangladesh, Sheikh Hasina
  • Pengusaha India, Gautam Adani.

Namun, yang terpilih sebagai pemimpin dengan tindak kejahatan terorganisir dan paling korup adalah Presiden Suriah, Bashar Al Assad, yang baru-baru ini ditumbangkan kelompok oposisi. Assad kemudian kabur ke Rusia. 

Editorial Team