Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Jokowi Masuk Daftar Finalis Pemimpin Paling Korup Versi OCCRP

Presiden ke-7 Joko “Jokowi” Widodo. (IDN Times/Larasati Rey)
Presiden ke-7 Joko “Jokowi” Widodo. (IDN Times/Larasati Rey)
Intinya sih...
  • Jokowi masuk dalam daftar finalis pemimpin paling korup versi OCCRP
  • Pemenang kategori kejahatan organisasi dan korupsi adalah mantan Presiden Suriah, Bashar Al Assad
  • Finalis lainnya termasuk Presiden Kenya, mantan Perdana Menteri Bangladesh, dan pebisnis India

Jakarta, IDN Times - Presiden ke-7 RI, Joko "Jokowi" Widodo masuk dalam daftar finalis pemimpin paling korup versi Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP). Lembaga tersebut berfokus pada jurnalisme investigasi.

Melalui laman resminya, occrp.org, lembaga tersebut memberi judul Person of the Year 2024 untuk kategori kejahatan organisasi dan korupsi, di mana Jokowi masuk di dalamnya. "Pemenang" dalam kategori itu adalah Bashar Al Assad, mantan Presiden Suriah yang baru saja digulingkan dari jabatannya.

"Selain menjadi seorang diktator seperti ayahnya, Assad menambahkan dimensi kejahatan dan korupsi yang tak terbayangkan, menghancurkan kehidupan tak terhitung banyaknya, bahkan di luar perbatasan negaranya,” ujar pendiri Daraj.com, Alia Ibrahim dilansir dari laman occrp.org, Selasa (31/12/2024).

1. Daftar pemimpin negara yang masuk dalam daftar finalis

Ilustrasi korupsi. (IDN Times/Arief Rahmat)
Ilustrasi korupsi. (IDN Times/Arief Rahmat)

Finalis Person of the Year 2024 untuk kategori kejahatan organisasi dan korupsi ada enam orang. Mereka terpilih karena OCCRP meminta nominasi dari pembaca, jurnalis dan jaringan globalnya.

Berikut daftarnya:

  • Presiden Kenya William Ruto
  • Mantan Presiden Indonesia Joko Widodo
  • Presiden Nigeria Bola Ahmed Tinubu
  • Mantan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina
  • Pebisnis India Gautam Adani

2. Korupsi bagian dari perebutan kekuasaan

Ilustrasi korupsi (IDN Times/Aditya Pratama)
Ilustrasi korupsi (IDN Times/Aditya Pratama)

OCCRP mengatakan, korupsi bagian dari perebutan kekuasaan. Sehingga, korupsi dianggap menjadi salah satu bagian dari mengamankan kekuasaan para pemimpin negara.

"Korupsi adalah bagian mendasar dari perebutan kekuasaan oleh negara-negara otoriter,” kata penerbit OCCRP, Drew Sullivan.

“Pemerintah korup melanggar hak asasi manusia, memanipulasi pemilu, menjarah sumber daya alam, dan menciptakan konflik akibat ketidakstabilan bawaan mereka. Masa depan mereka hanyalah kehancuran yang penuh kekerasan atau revolusi berdarah," kata dia.

3. William Ruto, penerima suara terbanyak tapi tidak menang

foto hanya ilustrasi (IDN Times/Aditya Pratama)
foto hanya ilustrasi (IDN Times/Aditya Pratama)

Lebih dari 40.000 orang menominasikan Presiden Kenya, William Ruto, untuk penghargaan ini. Ruto dan pemerintahannya dituduh melakukan keserakahan dan korupsi yang menyebabkan kegagalan kebijakan ekonomi, kesehatan, pendidikan, serta ketidakstabilan secara umum, termasuk penculikan lawan politik.

Namun, penghargaan tersebut akhirnya diberikan kepada Bashar al-Assad. Kerusakan besar yang ditimbulkannya bagi rakyat Suriah, negara tetangga, serta wilayah yang lebih luas membuatnya layak menerima predikat tersebut.

4. Respons Jokowi

Kompas.com
Kompas.com

Menanggapi hal ini, Jokowi tertawa. Dengan santai mantan Gubernur DKI Jakarta itu justru bertanya balik, apa yang telah dikorupsinya. Jokowi juga meminta untuk membuktikannya.

"Hahaha, ya terkorup itu korup apa? Yang dikorupsi apa, ya dibuktikan, apa?" ujarnya, Selasa (31/12/2024).

Jokowi juga mempertanyakan kriteria yang digunakan oleh OCCRP sehingga dirinya masuk dalam daftar finalis pemimpin dunia terkorup.

"Ya apa, ya apa, budaya apa, apalagi ?" ungkapnya.

Lebih lanjut, Jokowi menegaskan jika saat ini dirinya banyak menerima banyak tuduhan, fitnah, framing jahat tanpa ada bukti yang menyertainya. "Ya sekarang kan banyak sekali fitnah, banyak sekali framing jahat, banyak sekali tuduhan tuduhan tanpa ada bukti, terjadi sekarang ini," jelasnya.

Ditanya soal adanya muatan politik dalam nominasi tersebut, Jokowi meminta kembali kepada awak media untuk mempertanyakan ke pihak yang bersangkutan. Menurutnya, saat ini orang bisa saja menggunakan berbagai kendaraan untuk membuat framing jahat kepada orang lain yang tidak disukainya.

"Ya ditanyakan saja, tanyakan saja, hahaha. Orang bisa memakai kendaraan apapun lah, bisa pakai NGO (Non Governmental Organization), bisa pakai partai, bisa pakai ormas atau menuduh untuk membuat framing jahat, membuat tuduhan jahat seperti itu," pungkasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Aria Hamzah
Sunariyah Sunariyah
3+
Aria Hamzah
EditorAria Hamzah
Follow Us