Fenomena pemaksaan kehendak oleh kelompok-kelompok tertentu dengan mengesampingkan toleransi membuat Presiden Joko Widodo resah. Jokowi mencontohkan adanya pihak-pihak yang kini tidak bisa membedakan kritik dan hinaan terhadap pemerintah. Pihak-pihak itu beralasan hanya mengkritik sebagai bagian dari demokrasi.
Dikutip Kompas.com, (24/12), Jokowi juga menambahkan bahwa Abdurrahman Wahid atau Gus Dur selalu mengingatkan Indonesia merupakan milik bersama, bukan milik golongan atau perseorangan. Oleh karena itu, Indonesia sebagai negara harus dikelola dengan konstitusi yang bisa menaungi segenap masyarakat, bukan aturan yang lainnya.
Padahal, tindakan yang dilakukan sudah mengarah pada penghinaan, penghasutan, hingga upaya makar terhadap pemerintah. Menurutnya, apabila ini diteruskan maka energi besar kita akan habis untuk hal yang tidak perlu. Bahkan rakyat Indonesia akan menjadi lupa dengan strategi besar negara sendiri. Mereka menjadi lupa karena terlalu sering ribut.
