Jakarta, IDN Times - Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) mengetuk hati nurani Presiden Prabowo Subianto, agar menghentikan program unggulan Makan Bergizi Gratis (MBG). Sebab, berdasarkan penghitungan JPPI sejak Januari hingga September 2025, ada 6.452 anak jadi korban keracunan makanan. Bahkan, Koordinator Nasional JPPI, Ubaid Matraji, menyebut korban yang belum terdata diperkirakan lebih besar.
"Yang diketahui dari pemantau kami (korban anak keracunan) mencapai 6.452 anak. Jadi nunggu berapa ribu lagi korban yang keracunan, sehingga program ini harus dihentikan," ujar Ubaid ketika memberikan keterangan pers di Jakarta, Rabu (24/9/2025).
Ubaid mengatakan di balik ribuan angka korban tersebut, ada anak-anak yang menangis karena keracunan. Orang tua pun juga berurai air mata karena melihat anak mereka menjadi korban keracunan MBG.
"Di balik angka ini ada banyak air mata, kesedihan, tangisan. Saya tidak tahu presiden butuh berapa ribu lagi yang menjadi korban. Atau presiden menunggu adanya korban nyawa sehingga direspons untuk dihentikan," tutur dia.
Ubaid memaparkan lonjakan korban akibat keracunan program MBG terjadi pada Juli 2025, ketika libur sekolah usai. Angka korban saat itu mencapai 342. Lalu, melonjak menjadi 2.296 pada Agustus 2025.
"Ke depan SPPG yang dibuka akan lebih banyak lagi kalau tidak direm. Presiden, please, jangan main-main dengan nyawa anak. Mohon utamakan keselamatan anak," katanya.