Jakarta, IDN Times - Juru bicara Anies-Muhaimin (AMIN), Usamah Abdul Aziz, mengaku ragu delapan hakim konstitusi pada Senin (22/4/2024), bakal membuat putusan yang bersifat terobosan. Hal itu mengingat Presiden Joko "Jokowi" Widodo masih berkuasa dan diyakini tetap bakal melakukan lobi-lobi.
Apalagi salah satu isi pokok permohonan dari paslon nomor urut satu dan tiga meminta hakim konstitusi mendiskualifikasi paslon Prabowo-Gibran.
"Saya meragukan hakim MK bisa memutuskan sesuai kehendak ilmu dan hatinya. Kita tahu putusan meloloskan Gibran memang menyalahi etik. Tetapi, keputusan itu nyatanya terus dilanjutkan," ujar Usamah ketika dihubungi IDN Times melalui telepon pada Sabtu (20/4/2024) malam.
Meski Anwar Usman sudah tidak diperbolehkan untuk mengadili perkara terkait sengketa Pilpres 2024, bukan berarti, kata Usamah, cawe-cawe Jokowi langsung lenyap.
"Kita tidak bisa pastikan cawe-cawe sudah tidak ada meski Paman Usman tak ikut mengadili sengketa ini. Apalagi ada satu hakim yang punya jaringan ke pemerintah. Adanya kekuatan intervensi dari pemerintah hari ini, mereka punya kekuatan finansial, kekuasaan, saya melihat hakim MK tidak akan berani untuk melawan Presiden Jokowi," tutur dia lagi.
Indikasi lainnya yang membuka celah terjadinya cawe-cawe Jokowi, ujar Usamah, terlihat dari jeda antara masa persidangan terakhir dengan putusan sangat panjang. Proses persidangan terakhir terjadi pada 5 April 2024. Sedangkan, hakim membacakan putusan pada 22 April 2024.
"Jarak inilah yang mengkhawatirkan sekali adanya intervensi. Contoh, KPU saja katanya lembaga independen. Tetapi, toh akhirnya terbukti juga ada cawe-cawe. Bukan kami melihat lembaganya sama, tetapi infervensi pemerintah terjadi ke lembaga manapun," katanya.