Jakarta, IDN Times - Riuh tepuk tangan menggema di Istora Senayan, Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta pada 5 Desember 2025, ketika Presiden Prabowo Subianto bangkit dari tempat duduknya dan berjalan menuju podium untuk pidato. Menggunakan kemeja putih kerah shanghai, tak lupa Prabowo memberi salam namaste dan melambaikan tangan ke arah kader Partai Golkar sebelum menuju podium.
Kedatangan Prabowo di GBK ini untuk menghadiri acara HUT ke-61 Partai Golkar. Tak hanya Prabowo, tampak juga Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, dan sejumlah menteri Kabinet Merah Putih. HUT Golkar di akhir 2025 ini berlangsung tepat saat bencana Sumatra memasuki hari ke 11.
Di tengah upaya penanganan bencana Sumatra, dalam pidatonya Prabowo tiba-tiba menyampaikan bakal membeli 200 helikopter mulai Januari 2026. Bahkan, ia menyebut sudah ada lima helikopter baru yang tiba pada awal Desember.
"Minggu ini, helikopter baru datang lima buah dan terus berdatangan. Saya sudah perintahkan mulai Januari tahun depan dan seterusnya, kami akan datangkan 200 helikopter di Indonesia," ujar mantan Menteri Pertahanan itu.
Pembelian helikopter itu menjadi salah satu janji yang disampaikan Prabowo di penghujung 2025 untuk dilakukan pada 2026. Diketahui, helikopter menjadi alutsista yang terbukti mampu diandalkan untuk mendistribusikan bantuan dan logistik bagi warga terdampak bencana yang tinggal di lokasi terisolir. Sebab, di saat akses darat terputus, bantuan dan logistik tetap dapat disalurkan kepada warga. Dengan begitu, warga dapat bertahan hidup sambil menanti akses jalur darat kembali pulih.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Pratikno, mengklaim ada 50 helikopter yang dikerahkan untuk mendistribusikan bantuan bagi korban banjir bandang dan tanah longsor di Sumatra. Meski masih banyak yang meragukan jumlah helikopter yang dikerahkan sedemikian besar, lantaran bantuan belum diterima secara merata.
Sementara, data dari IIS Military Balance, TNI diketahui memiliki sekitar 70 helikopter. Namun, diyakini tak semua helikopter itu dikerahkan untuk penanganan banjir di Sumatra. Sebab, ada yang digunakan untuk operasi rutin dan pelatihan.
Membeli helikopter bukan satu-satunya janji yang disampaikan pemerintahan Presiden Prabowo menjelang berakhirnya tahun 2025. Pada puncak peringatan Hari Guru Nasional 2025 di Indonesia Arena, GBK, Jakarta, Jumat (28/11/2025), Prabowo juga berjanji akan menambah jumlah sekolah yang akan direvitalisasi pada 2026. Janji ini disampaikan, karena pada 2025 pemerintah hanya mampu memperbaiki 16.000 sekolah. Prabowo meminta maaf atas keterbatasan tersebut.
"Saya minta maaf sebagai Presiden Anda, saya baru mampu mengalokasikan 16.000 sekolah. Tapi tahun depan (2026), saya bertekad untuk melipatgandakan itu," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Ketua Umum Partai Gerindra tersebut bertanya kepada Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi, terkait kemampuan fiskal untuk melipatgandakan revitalisasi sekolah-sekolah di seluruh Indonesia.
"Berapa yang kita rencanakan tahun depan? Berapa? Minimal 60 ribu," ujar Prabowo ke Prasetyo Hadi.
Prabowo lantas mengaku merasa tidak puas jika hanya 60.000 sekolah yang direvitalisasi. Ia pun meminta kepada Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa bisa memberikan tambahan.
"Enam puluh (60) ribu pun saya tidak puas, Menteri Keuangan bisa kita tambah?" tanya Prabowo.
"Kalau kau bisa tambah, kau tambah lagi disorakin semua itu," ujarnya berkelakar.
Mengacu data Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), di tahun 2025 terdapat 16.105 satuan pendidikan yang menjadi penerima bantuan rehabilitasi dan pembangunan ruang, dengan total sasaran 16.177 satuan pendidikan penerima revitalisasi. Program Revitalisasi Satuan Pendidikan merupakan mandat dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2025, sekaligus bagian dari Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC).
Revitalisasi Satuan Pendidikan adalah program strategis yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana satuan pendidikan yang berkualitas melalui rehabilitasi, pembangunan, dan penyediaan sarana dan prasarana satuan pendidikan. Program ini bertujuan untuk memastikan bahwa sekolah di Indonesia memiliki sarana dan prasarana yang memadai bagi kelangsungan pembelajaran.
