Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Konferensi pers pengungkapan kasus tewasnya Afif Maulana (13) anak yang diduga disiksa oleh anggota Polda Sumatera Barat di kantor YLBHI, Jakarta, Selasa (2/7/2024) (IDN Times/Lia Hutasoit)

Intinya sih...

  • Kapolda Sumatra Barat menyatakan Afif Maulana tidak mengalami penganiayaan berdasarkan pemeriksaan 10 dokter forensik.
  • Afif tewas setelah meloncat dari ketinggian 18 meter dan terjatuh pada dasar sungai yang keras, menurut Kapolda Sumatra Barat.
  • Investigasi Koalisi Masyarakat Sipil Anti Penyiksaan menemukan ancaman kepada saksi, kesulitan akses riwayat Afif, dan informasi penyebab kematian yang tidak jelas.

Jakarta, IDN Times - Kapolda Sumatra Barat Irjen Suharyono kembali menegaskan Afif Maulana tidak mengalami penganiayaan. Menurutnya, hal itu sudah berdasarkan pemeriksaan 10 dokter forensik.

"Patah tulang iga kiri belakang 1-6. Nampak luar kiri, jatuh dari motornya. Bukan aniaya (keterangan 10 dokter forensik)," ujar Suharyono kepada IDN Times, Minggu (7/7/2024).

1. Kapolda Sumbar klaim Afif Maulana tewas usai jatuh dari ketinggian 18 meter

Jembatan Kuranji Tempat Dimana Insiden Afif Maulana Tewas. Dok. IDN Times

Suharyono mengklaim Afif Maulana tewas setelah meloncat dari ketinggian 18 meter. Menurutnya, Afif terjatuh pada dasar sungai yang keras.

"Mengakibatkan tulang iga belakang kiri pada 1-6, menusuk paru-paru kiri 11 Cm," ujarnya.

2. Afif Maulana disebut ajak temannya meloncat

Aliran sungai dibawah Jembatan Kuranji Tempat Dimana Afif Maulana ditemukan tewas. Doc IDN Times

Sebelumnya, Suharyono menyebut Afif sempat mengajak temannya melompat. Hal itu diungkapkan Suharyono berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Adit.

“Afif maulana mengajak melompat, saya menolak dan saya mengarahkan agar afif menyerahkan diri kepada polisi,” kata BAP Adit dibacakan Suharyono.

Adit sambil berusaha mencari gawainya yang terjatuh, tiba-tiba langsung ditangkap oleh polisi. Saat itu ia mengaku tak lagi melihat Afif Maulana.

“Terakhir Aditya melihat Afif itu seketika mengajak meloncat itu jadi saat itu tidak pernah melihat lagi Afif Maulana sampai di Polsek bahkan saat ditangkap di atas jembatan, Afif tidak ada di belakangnya,” ujar Suharyono.

Saat ditangkap, Adit mengatakan ke polisi soal ajakan Afif untuk melompat.

“Pak teman saya tadi ada yang meloncat,” kata Adit namun polisi tak percaya dan membawa Adit ke Polsek Kuranji.

“Ini sudah saya BAP, sudah saya rekam BAPnya karena di sinilah titik penting detik-detik penting di mana diduga Afif melompat,” ujar Suharyono.

“Andai kata Afif Maulana itu kemudian mengikuti anjuran dari Aditya berdua di situ, dibawa ke Polsek, gak ada yang mati,” imbuhnya.

3. Temuan investigasi koalisi masyarakat sipil berbeda

Kronologi Afif Maulana tewas diduga disiksa polisi. (IDN Times/Aditya Pratama)

Hal berbeda diungkapkan investigasi Koalisi Masyarakat Sipil Anti Penyiksaan. Mereka menyatakan bahwa ada saksi yang telah diizinkan pulang mendapatkan ancaman.

Dalam kesaksiannya, ia menyebutkan bahwa polisi akan menangkap dan menyiksa kembali mereka yang melaporkan peristiwa ini. Ancaman tersebut terjadi pada saksi-saksi lainnya, sehingga banyak dari saksi dan keluarga yang merasa ketakutan dan tidak aman.

Selain itu, koalisi mengungkap bahwa dalam proses investigasi yang telah dilakukan, pihak keluarga kesulitan mengakses riwayat Afif Maulana.

Selain itu, keluarga juga tidak diberikan kejelasan mengenai penyebab kematiannya.

Lalu penyidik perkara tidak membuka laporan hasil autopsi kepada pihak keluarga. Selain dokter yang menutup-nutupi penyebab kematian korban Afif, polisi juga tidak memberikan informasi jelas kepada pihak keluarga terkait penyebab kematian korban.

Tak hanya itu terjadi pengarahan opini publik dengan keterangan selektif dari Dokter Ahli Forensik. Hasil investigasi menemukan bahwa selain menutup-nutupi penyebab kematian, Dokter Ahli Forensik yang ditunjuk oleh pihak polisi juga telah mengesampingkan kemungkinan penyiksaan sebagai penyebab kematian Afif Maulana.

Koalisi Masyarakat Sipil Anti Penyiksaan juga melihat banyak sekali berbagai rincian teknis tentang kedokteran forensik yang tidak relevan, khususnya dengan kasus kematian Afif Maulana.

Editorial Team