Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kapolri Jendral Pol Listyo Sigit menerima audiensi Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni (IDN Times/Irfan Fathurohman)
Kapolri Jendral Pol Listyo Sigit menerima audiensi Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Intinya sih...

  • Mabes Polri dan pihak eksternal memberi pendampingan

  • Keluarga mengungkap ada paket misterius

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, merespons pernyataan keluarga diplomat muda Kementerian Luar Negeri, Arya Daru Pangayunan (37) yang mengungkap kejanggalan dan temuan baru.

Sigit mengatakan, Korps Bhayangkara selalu terbuka dan menerima informasi dari pihak manapun.

“Prinsipnya Polri terbuka untuk menerima masukan dari manapun,” kata Sigit, Rabu (27/8/2025).

1. Mabes Polri dan pihak eksternal memberi pendampingan

Rekaman CCTV kos Diplomat Kemlu, Arya Daru (Dok. Istimewa)

Dengan komitmen itu, Sigit memastikan Mabes Polri dan pihak eksternal bakal memberi pendampingan kasus yang saat ini ditangani Polda Metro Jaya. Dengan begitu, membuat terang peristiwa dan fakta yang ditemukan tak terbantahkan.

“Termasuk melibatkan Mabes Polri dan pihak eksternal untuk ikut memberikan pendampingan agar peristiwa yang terjadi betul-betul bisa terang benderang, terungkap dan bisa dipertanggungjawabkan secara scientific dan tidak terbantahkan ke keluarga korban dan publik,” ujar dia.

2. Keluarga mengungkap ada paket misterius

Rekaman CCTV kos Diplomat Kemlu, Arya Daru (Dok. Istimewa)

Sebelumnya, pihak Keluarga Arya Daru melakukan konferensi pers di Yogyakarta pada Sabtu (23/8/2025). Keluarga mengaku menerima sebuah amplop berisi benda misterius dari pria tak dikenal yang mendatangi rumah mertua Daru di Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Penasihat hukum keluarga Daru, Nicholay Aprilindo, mengatakan, pria tersebut hadir saat malam pengajian memperingati wafatnya Daru pada Rabu (9/7/2025). Amplop itu kemudian diberikan kepada asisten rumah tangga di kediaman mertua almarhum.

"Amplop cokelat itu berisi simbol-simbol dari gabus putih, yaitu simbol bintang, simbol hati dan simbol bunga kamboja," kata Nicholay.

Nicholay mengatakan, keluarga tidak mengenal pria yang menyerahkan amplop tersebut. Setelah memberikan amplop, pria itu langsung pergi.

"Amplop itu dari orang misterius, pria, istrinya (almarhum Daru) pun tidak tahu, keluarganya pun tidak tahu orang itu siapa. Hanya mengantarkan amplop itu dan memberikan, dan pergi," kata dia.

Nicholay mengatakan, benda-benda misterius tersebut sudah diserahkan keluarga kepada pihak yang menangani penyelidikan kasus kematian Daru. Atas nama keluarga, ia meminta kepolisian meneliti kembali benda-benda itu untuk mengungkap fakta di balik kematian Daru yang dinilai masih penuh tanda tanya.

"Kami minta diperdalam, apa makna dari simbol-simbol itu, pesan apa yang terkandung dalam simbol-simbol itu," ujar dia.

3. Keluarga minta Mabes Polri ambil alih penyelidikan

Jumpa pers hasil penyelidikan kematian Diplomat muda Kemenlu Arya Daru Pangayunan di Polda Metro Jaya, Selasa (29/7/2025). (IDN Times/Lia Hutasoit)

Nicholay meminta agar penyelidikan kematian diplomat muda berusia 39 tahun itu diambil alih dari Polda Metro Jaya ke Mabes Polri. Hal itu demi penyelidikan yang dianggap lebih komprehensif.

"Kami akan meminta kepada Mabes Polri untuk mengambil alih kasus ini supaya Mabes Polri bisa lebih komprehensif dalam mengungkap misteri kematian almarhum, sehingga ada kepastian hukum bagi keluarga, ada pemenuhan Hak Asasi Manusia (HAM) bagi keluarga dan almarhum," ujar Nicholay.

Ia pun mengajak penyelidik dari kepolisian ikut membuka lagi kematian Arya Daru. Sebab, masih terdapat sejumlah kejanggalan yang hingga kini belum terpecahkan. Salah satunya mengenai keberadaan telepon seluler Daru yang hingga kini dinyatakan hilang.

"Untuk itu mari kita mencoba lagi bersama-sama menelusuri berbagai informasi yang kami dapatkan untuk mengungkap misteri kematian almarhum secara terang benderang," kata dia.

Editorial Team