Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo mengakui ada kenaikan kasus COVID-19 jelang Idulfitri 2023. Berdasarkan data Satgas Penanganan COVID-19, kenaikan kasus konfirmasi COVID-19 mencapai 45,74 persen. Begitu pula dengan kematian yang disebabkan oleh COVID-19, turut terjadi peningkat sebesar 44 persen.
Data rincian yang dipaparkan oleh satgas pada periode 29 Maret 2023 hingga 4 April 2023 kasus COVID-19 yang ditemukan mencapai 2.949 kasus. Namun, angka itu naik selama rentang periode 5 April-11 April 2023, menjadi 4.298 kasus.
Sedangkan, angka kematian dalam satu pekan terakhir bertambah 36 kasus. Pada periode 29 Maret-4 April 2023, angka kematian ada di angka 25. Kasus aktif pun kini sudah tembus ke angka 7.457.
"Memang ada kenaikan (kasus), tapi (angka kenaikan) kita masih jauh di bawah standar WHO (Badan Kesehatan Dunia) yakni 8.000. Di kita, (penambahan kasus COVID-19) mencapai 600 hingga 900. Saya kira kondisi kita masih terkelola, terkendali dengan baik," ungkap Jokowi di Depok, Jawa Barat pada Kamis, (13/4/2023).
Oleh sebab itu, Jokowi mendorong masyarakat agar segera mendapatkan vaksin booster. Minimal booster pertama.
"Vaksinasi itu penting. Booster itu penting, jadi yang belum ayo segera," kata mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Selain itu, Jokowi juga yakin kondisi pandemik di Tanah Air terkendali lantaran membaca hasil serosurvei yang dilakukan pada Januari 2023 lalu. Hasilnya terungkap, bahwa imunitas yang dimiliki oleh warga mencapai 98,5 persen.
"Artinya (imunitas) yang dimiliki tinggi sekali. Tapi, tetap hati-hati bagi yang belum (divaksinasi), apalagi belum (terima) booster, segera minta divaksinasi," tutur dia lagi.
Berapa angka penerimaan vaksin booster berdasarkan data dari Satgas Penanganan COVID-19?