Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG_5241.jpeg
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Intinya sih...

  • Kepala dan wakil BGN tidak memiliki latar belakang ahli gizi

  • Kepala BGN adalah dosen IPB dengan latar belakang entomologi, sementara dua wakil kepala berasal dari TNI-Polri

  • Salah satu wakil kepala BGN, Nanik S Deyang, memiliki latar belakang sebagai jurnalis dan pernah menjadi timses Prabowo-Sandiaga

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kini jadi sorotan publik karena maraknya pelajar yang keracunan usai mengonsumsi hidangan MBG.

Terbaru, sebanyak 680 orang yang terdiri dari pelajar hingga guru di Cipongkor, Bandung Barat, Jawa Barat mengalami keracunan akibat MBG. Jumlah tersebut terhitung dari dua peristiwa keracunan yang terjadi dari tanggal 22 dan 24 September 2025.

Usut punya usut, ternyata Kepala dan tiga orang Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) tidak memilik latar belakang sebagai ahli gizi. Berikut profil singkat Kepala maupun Wakil Kepala BGN.

1. Kepala BGN adalah dosen IPB, latar belakang keilmuan entomologi

Ratusan siswa keracunan Makan Bergizi Gratis di Bandung Barat. IDN Times/Istimewa

Kepala Badan Gizi Nasional adalah Dadan Hindayana. Berdasarkan informasi yang dikutip dari data Pendidikan tinggi (Dikti), Dadan merupakan seorang dosen Program Studi Pascasarjana (S2) Entomologi atau ilmu yang mempelajari tentang jenis dan kehidupan serangga, di Departemen Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB).

Dadan tercatat merupakan sarjana (S1) lulusan jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan di Institut Pertanian Bogor (IPB). Ia lulus pada 1990.

Dadan kemudian melanjutkan pendidikan pascasarjana (S2) di University of Bonn, Jerman. Bidang yang diambil terkait studi Entomologi Terapan. Ia lulus pada 1997.

Dikutip dari ANTARA, pria kelahiran Garut, Jawa Barat itu juga mengenyam pendidikan jurusan entomologi di Leibniz Universitat Hannover, Jerman, dan lulus pada 2000. Lalu Dadan menyelesaikan studi S3-nya di IPB.

2. Dua wakil kepala BGN berasal dari TNI-Polri

Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana (kanan) didampingi Wakil Lodewyk Pusung (kiri) saat mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (31/10/2024). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/rwa.

Dari total tiga wakil kepala BGN, dua di antaranya diisi oleh tokoh dengan latar belakang Polri dan TNI. Keduanya ialah Brigjen Pol Sony Sanjaya dan Mayjen TNI (Purn) Lodewyk Pusung.

Sony Sanjaya merupakan lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) angkatan 1991. Pria kelahiran Bandung, 20 Oktober 1967 ini meniti karier panjang di kepolisian dengan beragam posisi strategis. Di antaranya Kapolres Majalengka, Kapolres Bandung, Kapolres Simalungun, hingga menduduki jabatan Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Aceh pada 2020. Lalu setahun berselang, ia menjadi Direktur Reserse Kriminal Khusus di wilayah yang sama.

Ia juga pernah menjadi Wakil Direktur Reserse Kriminal Khusus (Waditreskrimum) Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Barat, Kepala Bagian Anef Bareskrim Kepolisian RI, serta Direktur Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Aceh.

Dalam kariernya di kepolisian, Sony terakhir menjabat sebagai Pati Bareskrim Polri. Ia pun gabung di jabatan pemerintahan dengan mengisi jabatan Direktur Penyediaan dan Penyaluran Wilayah II BGN sejak Januari 2025.

Sony sempat membuat inovasi sebagai upaya meningkatkan kualitas program MBG. Misalnya pelatihan terhadap sepuluh ribu relawan di Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG). Ia menerapkan gagasannya itu untuk meningkatkan wawasan relawan di berbagai wilayah Jawa Barat dan Jabodetabek. Sony menilai masalah kesehatan, keamanan, dan penyajian makanan saling berhubungan erat.

Setelah menjabat sebagai direktur, Sony kemudian dipercaya sebagai Wakil Kepala BGN.

Sosok selanjutnya, Lodewyk Pusung yang merupakan kelahiran Manado, Sulawesi Utara pada 27 September 1960. Ia adalah lulusan akademi militer pada 1985.

Lodewyk pernah menjabat Panglima Kodam (Pangdam) I Bukit Barisan yang berpusat di Medan. Ia dikenal sebagai figur yang tegas dalam mencegah kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Riau. Setelah itu, Lodewyk menempati posisi baru sebagai Asisten Operasi Panglima di Mabes TNI.

Kemudian berkaitan dengan gizi, Lodewyk pernah menjabat sebagai Ketua Badan Gizi Nasional Kementerian Pertahanan. Ia ditugaskan untuk meningkatkan kualitas gizi nasional di kementerian tersebut.

Berikut jabatan yang pernah diemban Lodewyk:

- Danton Yonif 507/Sikatan (1985)

- Kasiaplat Deplat Rindam VI/Tpr (1996)

- Danyonif 203/Arya Kemuning Kodam Jaya (1999)

- Dandim 0505/Jakarta Timur Kodam Jaya (2001)

- Asops Kasdam IX/Udayana (2005)

- Dosen Sesko TNI (2009)

- Danrem 142/Tatag Dam VII/Wrb (2010)

- Ir Kostrad (2013)

- Kasdam VI/Mulawarman (2014)

- Pangdivif I/Kostrad (2015)

- Pangdam I/BB (2015)

- Asops Panglima TNI (2017)

Sementara, latar belakang pendidikan militer Lodewyk ialah:

Akmil (1985)

Suscarcab Inf (1985)

Selapa I/Inf (1989)

Diklapa II/Inf (1994)

Seskoad (1998)

Sesko TNI (2008)

Lemhanas (2013)

3. Nanik S Deyang: jurnalis hingga timses Prabowo-Sandiaga

Profil Nanik S Deyang (Dok. Instragam @nanik_deyang)

Wakil Kepala BGN satu lagi ialah Nanik S Deyang. Ia baru secara resmi dilantik Presiden Prabowo Subianto menjadi Wakil Kepala BGN di Istana Negara, Jakarta, pada Rabu 17 September 2025.

Perempuan kelahiran Madiun, Jawa Timur pada 3 Januari 1968 ini punya latar belakang pendidikan sebagai jurnalis, hingga sekarang dipercaya menduduki posisi strategis di pemerintahan.

Nanik yang dikenal sebagai wartawan senior mengawali karier jurnalistiknya di Tabloid Bangkit yang merupakan bagian dari Kompas Gramedia.

Ia lalu mendirikan dan memimpin Kelompok Media Peluang (KMP) yang menaungi majalah “Femme”, tabloid “Info Kecantikan” dan “Info Kuliner”, hingga tabloid politik “The Politic”.

Nanik juga dikenal aktif sebagai Wakil Ketua Yayasan Gerakan Solidaritas Nasional (GSN). Yayasan ini fokus di bidang kemanusiaan, khususnya pemberdayaan masyarakat miskin, perempuan, dan anak-anak.

Lalu di belantara perpolitikan Indonesia, Nanik pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang berlaga pada Pilpres 2019.

Selain itu, dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Pertamina (Persero) sempat menunjuk Nanik sebagai Komisaris Independen di PT Pertamina (Persero) pada Kamis (12/6/2025).

Editorial Team