Jakarta, IDN Times - Kasus keracunan massal pada program Makan Bergizi Gratis (MBG) masih terus bertambah. Terbaru kasus keracunan terjadi di Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat pada 22 dan 24 September 2025. Total ada 631 siswa yang menjadi korban keracunan menu MBG.
Indonesia Corruption Watch (ICW) bersama masyarakat sipil lainnya kemudian menyerukan kepada pemerintah untuk menghentikan sementara program MBG. Kemudian dilakukan evaluasi untuk mencari pangkal permasalahan dan memperbaiki sistem distribusi.
"Penting bagi program MBG ini untuk dihentikan dan dievaluasi total, karena kami melihat bahwa kebijakan ini sudah sangat tidak bijak dan dibajak oleh segelintir elite untuk promosi politik. Itu sebabnya, program ini disebut kesayangan Bapak Presiden," ujar staf divisi riset ICW, Eva Nurcahyani, ketika dihubungi pada Rabu (24/9/2025).
Seandainya program MBG itu diimplementasikan lagi maka dibutuhkan akuntabilitas dan transparansi. Baik itu di petunjuk teknis maupun petunjuk pelaksanaan.
Dalam pandangan ICW, sejak awal program MBG dijakankan pada Januari 2025 lalu, BGN sudah keliru memilih mitra. Alih-alih menggandeng Kementerian Kesehatan atau Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, BGN justru memilih Kementerian Pertahanan.
"Kementerian Pertahanan akhirnya mencetak Sarjana Penggerak Pertumbuhan Indonesia (SPPI). Sistem pendidikannya itu cenderung militeristik. Di sana bukan konteks gizi dan keamanan pangan, itu saja sudah sangat keliru," katanya.