Ilustrasi Berpacaran (IDN Times/Mardya Shakti)
Belajar dari kasus ini, Retno memberikan sejumlah rekomendasi, pertama mendorong pemberdayaan remaja melalui keluarga, teman, dan lainnya termasuk teladan seperti guru, pelatih, mentor, dan pimpinan kelompok) untuk mengajak hidup sehat dan menerapkan relasi sehat.
Kemudian penting untuk memberikan ruang, seperti di komunitas sekolah ataupun tempat ibadah dengan tidak ada toleransi terhadap kekerasan dalam pacaran sebagai norma perilaku.
Serta ada pesan yang jelas bahwa memperlakukan orang dengan kekerasan tidak bisa diterima, dan aturan ini perlu ditegakkan untuk menjaga keamanan para siswa.
Selain itu perlu ada kiat untuk para remaja perempuan yang belum menikah dan sedang mempersiapkan diri untuk menjalin hubungan dengan calon pasangan, yakni dengan beberapa cara:
(a) Mengenal calon pasangan dengan menyeluruh sebelum memulai relasi khusus.
(b) Jangan terlalu cepat mengambil keputusan dan lebih bijak dalam memilih pasangan,
(c) Berani mengambil sikap dengan mengatakan ‘tidak’ dan menghentikan hubungan ketika menerima tindak kekerasan.
(d) Membangun komitmen sebelum memulai sebuah hubungan
(e) Memperkenalkan pasangan kepada keluarga untuk menimbulkan rasa sungkan dari pasangan terhadap keluarga.
(f) Pentingnya keterlibatan peran orangtua, serta orang terdekat dalam mengawasi dan menjaga anak, keluarga, teman maupun orang yang kita kenal dari bahaya kekerasan dalam pacaran.