Jakarta, IDN Times - Komisioner Komnas Perempuan Rainy Hutabarat mengatakan kasus kawin tangkap memang lekat dengan klaim tradisi budaya. Namun hal itu menjadi faktor signifikan hambatan bagi perempuan korban untuk melaporkan kasus pemaksaan dan penangkapan dengan dalih perkawinan itu.
Rainy mengatakan pelaku bisa didukung oleh tetua keluarga besar dan tetua adat atau komunitas. Hal ini merespons kasus kawin tangkap di Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang videonya viral di media sosial.
"Terlebih bila perempuan korban dan keluarganya dari kelas ekonomi miskin dan perempuan korban juga berpendidikan minim. Itu sebabnya, kasus pemaksaan perkawinan dan kekerasan terhadap perempuan lainnya yang dipandang sebagai tradisi budaya sangat jarang dilaporkan ke Komnas Perempuan," kata Rainy kepada IDN Times, Senin (11/9/2023).