Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pertanian salah satu mata pencaharian utama penduduk negara agraris (Unsplash.com/Sandy Zebua)

Jakarta, IDN Times - Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Nathan Kacaribu mengapresiasi kinerja sektor pertanian Indonesia yang berkontribusi besar terhadap keuangan negara.

Febrio menyebut bahwa sektor pertanian mampu menjaga ketersediaan pangan sehingga inflasi Indonesia tetap terjaga di angka 3,5 persen.

"Kenapa inflasi kita rendah? karena suplainya terjaga. Mayoritas dari kebutuhan pangan kita terjaga dengan baik. Subsidi pupuk kita aman dan kita lihat tidak ada gejolak sama sekali, tidak ada kelangkaan pupuk. Ini kerja keras dari Pak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan juga jajaran," ujar Febio dalam Pra Rakernas Partai Nasdem, Rabu (8/6/2022).

1. Sektor pertanian bantu tekan angka pengangguran

Ilustrasi petani bawang merah. (ANTARA FOTO/Dedhez Anggara)

Menurut Febrio, kinerja pemerintah dengan jajaran DPR mampu membuat keuangan negara jauh lebih sehat. Bahkan, kata dia, negara akan mendapat tambahan pemasukan sekitar Rp420 triliun yang bisa mengurangi angka defisit.

"Pemerintah bersama DPR jeli dalam melihat beban masyarakat yang sangat besar sehingga sepakat harga yang harusnya naik ditanggung negera. Kita bersyukur penerimaan kita tahun ini luar biasa besar dan kita proyeksikan akan ada tambahan Rp420 triliun. Luar biasa kita bisa menjaga daya beli masyarakat dan pengangguran juga terus turun," katanya.

Dia pun mengapresiasi besarnya penyerapan lapangan kerja di sektor pertanian sehingga angka pengangguran di tengah pandemik bisa ditekan. Febrio menilai, strategi pertanian ke depan harus berdasarkan availability, affordability, dan productivity yang berkelanjutan.

"Kita bisa menjaga daya beli masyarakat, menjaga kemiskinan tidak naik, kemudian pengangguran terus turun. Itu semua menunjukkan kerja keras DPR dengan pemerintah itu sudah menunjukkan hasil yang nyata dan harus diceritakan kepada masyarakat," katanya.

2. Perekonomian Indonesia terus alami perbaikan

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)

Di kesempatan yang sama, Ekonom Senior Indef, Bustanul Arifin mengapresiasi kebijakan dan program yang dijalankan jajaran Kementerian Pertanian (Kementan) selama tiga tahun terakhir. Menurutnya, sektor pertanian tumbuh 1,84 persen dan menjadi bantalan resesi selama pandemik.

"Kalau tidak ada pertanian mungkin krisis benaran. Jadi apresiasi kepada Pak Menteri Pertanian karena pertanian menjadi bantalan ekonomi nasional," ujarnya.

Bustanul mengatakan, perekonomian Indonesia sejauh ini terus mengalami perbaikan yang positif, di mana pada 2021 ekonomi Indonesia tumbuh 3,69 persen. Di sisi lain, ketersediaan beras pada produktivitas 2021 juga mulai meningkat.

3. Kondisi geopolitik harus diantisipasi

Ilustrasi - Orang-orang menghadiri upacara penghormatan kepada para pembela Ukraina yang gugur, termasuk tentara yang tewas dalam pertempuran dengan pemberontak pro-Rusia di bandara Donetsk hari ini pada tahun 2015, di sebuah peringatan di dekat markas besar Kementerian Pertahanan di Kyiv, Ukraina, Kamis (20/1/2022). (ANTARA FOTO/Ukrainian Presidential Press Service/Handout via REUTERS.)

Meski demikian, Bustanul berharap agar pemerintah terus meningkatkan skala kerjanya, terutama di dalam menghadapi geopolitik global yang saat ini terfokus pada konflik Rusia-Ukraina.

Bustanul menilai bahwa perang senjata antar kedua negera tersebut telah berdampak pada kenaikan harga-harga di dunia.

"Rekomendasi saya untuk pangan nasional adalah, di dalam menghadapi geopolitik dan geostrategi global yang telah menaikkan harga pangan secara spesifik di Indonesia harus diantisipasi agar kondisinya lebih baik lagi," katanya. (WEB)

Editorial Team