Jakarta, IDN Times - Plt Deputi Bidang Partisipasi Masyarakat Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), Indra Gunawan, mengakui praktik pemotongan dan perlukaan genital perempuan (P2GP) atau dikenal sunat perempuan masih kerap dijumpai. Padahal menurutnya sunat perempuan berbahaya.
Untuk mencegahnya, Indra mengatakan perlu melibatkan lembaga masyarakat, tokoh masyarakat, tokoh agama, media massa, hingga generasi muda. Penyetopan sunat perempuan menurutnya memerlukan sinergi dari berbagai pihak.
“Pemerintah Indonesia secara serius berkomitmen mencegah terjadinya praktik sunat perempuan (P2GP), hal ini diperkuat dengan hadirnya roadmap dan rencana aksi pencegahan P2GP dengan target hingga 2030 yang telah disusun KemenPPPA bersama pihak terkait. Ruang lingkup upaya pencegahan yang dapat kita lakukan sangatlah luas, hal ini tentunya harus diikuti dengan sinergi berbagai pihak,” kata Indra dalam acara Diseminasi Hasil Penelitian P2GP di Lampung dan Sulawesi Tenggara secara daring, Senin (4/10/2021).