Jakarta, IDN Times - Malam di Kampung Iraiweri, Distrik Anggi, Pegunungan Arfak, Papua Barat kini tak lagi temaram. Dulu, ketika senja jatuh di balik perbukitan, warga hanya mengandalkan sinar rembulan dan lampu minyak yang berasap. Kini, rumah-rumah kayu di lereng gunung itu memancarkan cahaya kuning lembut hasil aliran air yang diolah menjadi listrik oleh Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Anggi.
“Semua rumah itu harus dapat listrik, supaya anak-anak bisa belajar, mamak-mamak bisa masak dengan lampu,” ujar Elias Inyomusi, salah satu warga Anggi. “Dulu kami bikin api, pasang gelegar dari rotan, isi minyak tanah, baru bakar. Itu yang kami pakai belajar,” kenangnya. Kini, anak-anak tak lagi belajar di bawah cahaya sumbu minyak, tetapi di bawah lampu pijar yang menyala tanpa henti.
Pembangunan PLTMH Anggi adalah bagian dari program strategis Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Proyek ini menjadikan Kabupaten Pegunungan Arfak sebagai satu-satunya wilayah di Indonesia yang seluruh listriknya bersumber dari energi baru terbarukan (EBT).