Warga melintas dengan latar belakang PLTU Suralaya di Kota Cilegon, Banten, Rabu (6/12/2023). (ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas)
Osco memandang, pencapaian Indonesia pada target Forestry and Other Land Use (FOLU) Net Sink untuk tahun 2030 akan memberikan manfaat ganda, yaitu membantu Indonesia memenuhi target pengurangan emisi. Selain itu juga untuk mendukung pembangunan berkelanjutan di berbagai sektor, termasuk pertanian, kehutanan, dan energi.
"Kredit karbon menjadi instrumen penting dalam memfasilitasi transfer teknologi dan investasi ke sektor-sektor yang ramah lingkungan, serta memberikan insentif bagi negara-negara berkembang untuk mengadopsi praktik-praktik berkelanjutan," jelas Osco.
Adapun, Norwegia dikenal sebagai negara yang aktif dalam upaya perlindungan lingkungan dan pengurangan emisi karbon. Kerja sama antara Indonesia dan Norwegia dalam pendanaan untuk penurunan emisi dari defrorestasi dan degradasi hutan tertuang dalam kesepakatan REDD+ (Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation). Namun kerja sama yang dimulai pada 2010 itu sudah berakhir pada 2021 lalu.
Osco menilai, pemutusan kerjasama tersebut tidak berpengaruh terhadap komitmen Indonesia dalam memenuhi target pengurangan emisi.