Ketum PBNU Minta Usulan Penundaan Pemilu 2024 Dibahas Bersama

Jakarta, IDN Times - Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf meminta ada dialog bersama untuk membahas usulan penundaan Pemilihan Umum 2024.
Usulan tentang penundaan pemilu dicetuskan oleh Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar dan menjadi wacana hangat belakangan ini.
"Ada usulan penundaan pemilu dan saya rasa ini masuk akal mengingat berbagai persoalan yang muncul dan dihadapi bangsa ini," kata dia di Pondok Pesantren Darussalam di Pinagar, Minggu (27/2/2022).
1. Perlu duduk bersama untuk mencari cara mengurangi beban bangsa
Pria yang akrab disapa Gus Yahya itu menilai seluruh pihak perlu duduk bersama untuk mencari solusi terbaik bagi bangsa ini, terkait usulan penundaan pemilu ini. "Nanti kita lihat apa saja yang perlu dilakukan untuk mengurangi beban bangsa ini," kata dia.
Apalagi saat ini pemerintah daerah terus menyesuaikan diri dengan APBD mereka karena persoalan bencana tidak terjuklak dengan baik dan harus disesuaikan.
2. Indonesia sedang menghadapi musibah bertubi-tubi
Dia mengingatkan semua pihak agar dapat melihat banyak cobaan yang datang bertubi-tubi dan musibah terjadi tidak hanya di Indonesia, namun juga dirasakan di seluruh dunia. Mulai dari pandemi COVID-19 kemudian banjir beberapa waktu lalu serta gempa bumi saat ini.
"Kunci hadapi harus luwes dan ulet, supaya bisa mengatasi beban yang ada," kata dia.
3. Usulan Cak Imin menunda pemilu satu hingga dua tahun
Usulan penundaan pemilu pertama kali disampaikan oleh Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar. Cak Imin mengusulkan agar pemilu 2024 ditunda 1-2 tahun. Alasannya, ia tak ingin menghancurkan masa pemulihan ekonomi Indonesia dari pandemik COVID-19.
Meski mendapatkan sejumlah penolakan, dia bersikeras menyebut ide penundaan pemilu 2024 didukung oleh banyak orang. Cak Imin mendasarkan argumennya pada analisa big data perbincangan di media sosial. Menurut dia, dari 100 juta subyek akun di media sosial, sebanyak 60 persen mendukung penundaan pemilu. Sedangkan, 40 persen lainnya menolak.