Jakarta, IDN Times - Allah SWT berulang-ulang memerintahkan kepada umat muslim untuk hanya menyembah kepada-Nya dan bersikap toleran terhadap sesama. Tidak lain ditujukan agar seluruh umat-Nya selamat dari bahaya dunia dan akhirat.
Sebagaimana wahyu Allah SWT tertuang dalam surah Al Kafirun ayat 1-6, yang berbunyi:
قُلْ يٰٓاَيُّهَا الْكٰفِرُوْنَۙ
Qul yaa ayyuhal-kafirun
لَآ اَعْبُدُ مَا تَعْبُدُوْنَۙ
Laa a’budu ma ta’budun
وَلَآ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَآ اَعْبُدُۚ
Wa laa antum ‘abiduna ma a’bud
وَلَآ اَنَا۠ عَابِدٌ مَّا عَبَدْتُّمْۙ
Wa laa ana ‘abidum ma ‘abattum
وَلَآ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَآ اَعْبُدُۗ
Wa laa antum ‘abiduna ma a’bud
لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ
Lakum dinukum waliya din.
Artinya: “Katakanlah (Muhammad), “Wahai orang-orang kafir! aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah, dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah, dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.”
Tidak hanya berisi perintah untuk toleransi dalam kehidupan beragama, surah yang jadi bacaan Rasulullah SAW sebelum tidur ini pun memiliki beberapa keutamaan juga yang perlu diperhatikan terkait keimanan dan ketaatan. Yuk, simak selengkapnya.